Sesi foto bersama peserta 4th Indonesian Outsorcing Summit di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Kamis (23/6/2022).
News

ABADI: Industri Alih Daya Dorong Kebangkitan Ekonomi Indonesia

  • Ketua Umum Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI) Mira Sonia menyebut industri alih daya bisa menjadi bagian dari kebangkitan ekonomi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan mulai bangkitnya industri di tanah air.
News
Tyo S

Tyo S

Author

YOGYAKARTA, Jogjaaja.com - Pandemi COVID-19 telah membuat sebagian industri terpuruk. Para pelaku industri pun berusaha untuk bangkit, salah satunya adalah industri alih daya.

Ketua Umum Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI) Mira Sonia menyebut industri alih daya bisa menjadi bagian dari kebangkitan ekonomi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan mulai bangkitnya industri di tanah air.

“Ketika industri ini mulai bangkit, mereka butuh sparring partner. Kalau mereka punya partner bisnis yang baik, seperti perusahaan alih daya yang baik, ini akan membantu mereka memikirkan bagaimana mendapatkan tenaga alih daya dan pengelolaa yang baik karena perusahaan alih daya akan menawarkan kompetensi manajemen sumber daya manusia dan produktivitas yang lebih baik,” kata Mira Sonia, di sela-sela acara 4th Indonesian Outsourcing Summit, di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Kamis (23/6/2022).

Selain itu, lanjut Mira, banyak jenis pekerjaan baru yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan pengguna tenaga alih daya di era digitalisasi ini. Jenis-jenis pekerjaan tersebut berkaitan dengan industri baru yang terus bertumbuh.

“Saat ini pekerjaan di bidang industri digital seperti tenaga IT sangat dibutuhkan karena banyaknya layanan digital. Yang kedua, setelah keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 49 tahun 2018, tenaga honorer akan menjadi tenaga outsourcing. Jadi perusahaan alih daya akan melayani pemerintah nantinya,” imbuh Mira.

Pendapat Mira diperkuat oleh Wakil Ketua Umum ABADI, Yoris Rusamsi. Menurutnya, prospek bisnis alih daya sangat bagus dan mendukung kebangkitan ekonomi Indonesia. 

“Yang paling konkrit saat ini adalah kebijakan pemerintah untuk menghapus tenaga honorer dan akan dialihkan ke outsourcing. Jumlahnya mencapai 7 juta di seluruh Indonesia. Dari situ, kita menangkap peluang, sekaligus mengkampanyekan outsourcing sehat,” ungkap Yoris.

Penyerapan Tenaga Kerja Alih Daya Meningkat

Mulai menggeliatnya dunia industri setelah dua tahun dihantam pandemi membuat kebutuhan tenaga kerja kembali meningkat. Penyerapan tenaga kerja diprediksi akan terus meningkat. Karena itulah, keberadaan perusahaan alih daya yang didukung dengan adanya Undang-undang Nomor 11 tahun 2020 mengenai Cipta Kerja, dinilai mendorong penyerapan tenaga kerja.

“Keberadaan alih daya menjadi mata rantai penyerapan tenaga kerja. Karena itu, alih daya harus terus berkembang dengan bisnis model yang berjalan efektif,” ungkap Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi B. Sukamdani.

Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf Anggara Hayun Anujuprana menyebut pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan sektor yang cukup terdampak pandemi COVID-19. Menurutnya tenaga kerja di sektor ini mencapai 24 juta orang. Peran sumber daya manusia termasuk tenaga alih daya ini sangat dibutuhkan untuk mendorong kebangkitan sektor tersebut. 

“Kita harapkan alih daya bisa memberikan dukungan untuk bersama-sama berperan aktif dalam kebangkitan ekonomi Indonesia lewat pariwisata dan ekonomi kreatif,” tuturnya.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X yang diwakili Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY Aria Nugrahadi dalam sambutannya mengatakan saat ini dunia kerja masuk dalam era Society 5.0. Era ini merupakan perkembangan dari revolusi industri 4.0.

“Society 5.0 mengedepankan pemanfaatan teknologi modern, namun masih mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya. Dengan manusia sebagai komponen utamanya, konsep ini akan menciptakan suatu perkembangan teknologi yang mampu meminimalisir kesenjangan pada manusia. Untuk itu, perusahaan alih daya harus bisa menyesuaikan diri dengan Sociey 5.0 dengan meningkatkan kualitas dalam aspek literasi digital,” kata Sri Sultan dalam pernyataan tertulis yang dibacakan Aria Nugrahadi. (*)