Bus Trans Jogja
Jogja

Atasi Kemacetan Imbas Musim Hujan, Dishub DIY Sarankan Masyarakat Beralih ke Kendaraan Umum

  • YOGYA, Jogjaaja.com - Datangnya musim hujan menambah arus kemacetan di jalanan Jogja. Hal ini disampaikan secara langsung oleh Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas P
Jogja
Ties

Ties

Author

YOGYA, Jogjaaja.com - Datangnya musim hujan menambah arus kemacetan di jalanan Jogja. Hal ini disampaikan secara langsung oleh Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan DIY, Rizki Budi Utama.

"Biasanya orang mengantarkan anak berangkat sekolah menggunakan roda dua. Tapi karena hujan menggunakan mobil. Kondisi ini terlihat di beberapa ruas jalan yang mengalami kemacetan," ucap Rizki, Jumat (21/10/2022).

Kondisi macet karena jalanan penuh mobil, menurut Rizki, dapat diartikan sebagai cerminan Jogja di masa depan. Maka, sebagai solusinya, ia mengingatkan kembali pada kesadaran menggunakan angkutan umum.  "Kalau semua orang naik bus maka akan mengurai kemacetan," ujarnya.

Rizki menambahkan, bus Trans Jogja memiliki kapasitas sebanyak 43 penumpang. Jika dibandingkan sejumlah penumpang tersebut memvgunakan mobil semua maka sudah 43 mobil di jalanan. “Itu mengapa angkutan umum itu solusi untuk mengatasi kemacetan," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Angkutan Umum Dishub DIY, Maryoto, mengafirmasi pernyataan Rizki. Namun menurutnya, Bus Trans Jogja sebagai angkutan umum solusi mengatasi kemacetan, selama ini belum mendapatkan respons baik dari berbagai pihak.

"Artinya kalau angkutan kita ini berjalan sendiri maka yang lain macet, angkutan umum juga macet. Kecuali ada upaya strategis bisa out of the box. Misalnya sistem yang diterapkan di DKI Jakarta yang telah memiliki jalur tersendiri untuk busway. Sehingga orang akan tertarik naik Trans Jakarta karena lebih menghindari kemacetan," ungkapnya.


Dia mengatakan tidak bisa  mengatasi transportasi di DIY ini, hanya diserahkan kepada Dishub. Dan untuk mencapai tingkat kesadaran masyarakat menggunakan angkutan umum, bukan perkara mudah. Maka, selain kesadaran masyarakat, juga harus dibarengi upaya-upaya strategis dari pemerintah.

"Misalnya dengan strategi push ya, memaksa orang untuk menggunakan angkutan umum. Tidak melarang orang menggunakan kendaraan pribadi, tapi memaksa orang untuk menggunakan angkutan umum,” ujarnya.

“Misalnya, di Jakarta sudah ada penerapan kendaraan dengan sistem ganjil atau genap yang didasarkan pada nomor pelat polisi, nah itu memungkinkan diterapkan di Jogja. Namun tentu membutuhkan  kesepakatan dan dukungan semua pihak," terang Maryoto, mencontohkan. (Eff)