News

Bukan Cuma Hoegeng, Jenderal Polisi Pencetus BPKB dan Surat Tilang Ini Hidup Sederhana

  • JAMAK diketahui, Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso sangat melegenda sebagai sosok polisi jukur dan sederhana.Integritas kehidupan sehari-harinya patut ditela
News
Ties

Ties

Author

JAMAK diketahui, Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso sangat melegenda sebagai sosok polisi jukur dan sederhana.

Integritas kehidupan sehari-harinya patut diteladani. Bahkan kesederhanaan Hoegeng pernah diangkat oleh Almarhum Gus Dur sebagai humor di sebuah acara.

Kala itu mantan Presiden keempat Republik Indonesia itu menyebut hanya ada tiga polisi jujur, yakni patung polisi, polisi tidur dan polisi Hoegeng

Namun, rasanya ungkapan guru bangsa itu boleh dibilang kurang tepat. Padahal masih ada beberapa polisi jujur dan berintegritas yang pernah menjabat.

Salah satunya adalah Jenderal Polisi yang di masa akhir hayatnya masih tetap tinggal di dalam sebuah gang di kota besar Jakarta.

Di dalam gang di Otista III menjadi saksi bisu Jenderal Polisi ini berkarier dan berkarya bagi Indonesia. Sosok itu adalah Irjen (purn) Ursinus Elias Medellu.

Namanya memang agak asing di telinga pembaca, namun bila dikaitkan dengan Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dan Bukti Pelanggaran (Surat Tilang), kita akan tahu siapa sosok Jenderal Polisi ini.

Ursinus adalah satu polisi hebat sebagai pencetus registrasi BPKB dan sistem tilang di Indonesia.

Bahkan sistem tersebut masih dipakai oleh Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri sampai hari ini.

Pria yang berasal dari Sangihe Talaud itu memang dikenal hebat dari masa mudanya.

Dirinya sempat menjadi rekan Daan Mogot saat menjadi pengawal Presiden Soekarno di kala Perang Kemerdekaan Republik Indonesia (1945-1949).

 

Jendera Polisi Ursinus Elias Medellu

Namun bukan lantaran kehebatannya dalam angkatan bersenjata saja, Medellu disegani kawan-kawannya.

Melainkan lantaran kehidupan kesederhanaannya dan juga integritasnya yang tinggi dalam menjalankan tugas negara.

“Rumahnya masih di gang di Otista III. Itu kalau tidak dibantu pembangunan dan dicicil sekian lama, rumahnya tidak selesai,” kata mantan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Suara Pembaruan, Agnes Samsoeri (almarhumah) dalam satu percakapan di awal tahun 2000-an.
 

Agnes adalah penulis biografi dari Ursinus Medellu: Bhayangkara Pejuang yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Pada tahun 1966, Medellu menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas Polri hingga tahun 1972.

Di kesatuan inilah Medellu menghasilkan karya hebat yang berwujud penerbitan Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) yang dirintisnya sendiri.
 

Dalam perintisan itu, bahkan Medellu harus meminjam uang ke Bank Indonesia. Namun dari proyek sederhana tersebut, Medellu justru bisa mengembangkan banyak hal di kesatuan lalu lintas Polri.

Banyak hasil yang terlihat dari sistem BPKB yang ia cetuskan tersebut seperti berhasil membangun kompleks Korlantas seluas empat hektar di Jalan MT Haryono. Selanjutnya, peternakan babi untuk ekspor di wilayah Kapuk, Jakarta Barat, peternakan ayam di Cisalak, budidaya ikan di Merak.

Ada juga pom bensin di Prumpung, Jakarta Timur, dan bengkel di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Bahkan, kepolisian bisa melakukan pengadaan mobil patroli bermerk Volvo.

Hebatnya adalah kala itu perintisan tersebut menggunakan nama pribadinya Medellu. Namun tak satupun dari apa yang ia buat untuk Korlantas Polri itu kemudian diminta oleh Medellu sebagai asetnya ketika pensiun.

Semua atas nama pribadinya itu ia kembalikan kepada kesatuan Polri selepas masa pengabdiannya selesai dan memilih hidup sederhana. (*)