Presiden Joko Widodo saat meninjau pelaksaan vaksinasi Covid-19 untuk pelajar di Kabupaten Pesawaran, Lampung, Kamis (2/9/2021).
Home

Covid-19 Bakal Jadi Endemi, Dua Hal ini Kunci Tatanan Hidup Bersama

  • JAKARTA, Jogjaaja.com - Pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk menerapkan protokol  kebiasaan baru dengan tetap menggunakan masker dan melakukan vaks
Home
Ties

Ties

Author

JAKARTA, Jogjaaja.com - Pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk menerapkan protokol  kebiasaan baru dengan tetap menggunakan masker dan melakukan vaksinasi, sebagai bagian  persiapan menuju tatanan kehidupan baru yang berdampingan dengan COVID-19.

Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) serta banyak negara di dunia termasuk Indonesia, bersepakat bahwa pandemi tidak akan segera berakhir. Karena itu, warga  dunia harus siap untuk hidup bersama COVID-19 dalam jangka panjang. Terlebih, para ilmuwan juga 
sudah memprediksi potensi pandemi menjadi endemi atau penyakit yang selalu ada di populasi atau wilayah tertentu.

“Langkah transisi dan adaptasi mesti mulai kita persiapkan untuk era gaya hidup baru tersebut, yaitu gaya hidup sehat meski berdampingan dengan COVID-19,” tegas Menteri Komunikasi dan   Informatika Johnny G. Plate.

Seiring dengan membaiknya situasi penanganan COVID-19 di Indonesia, pembukaan kembali  kegiatan sosial dan ekonomi juga sudah dilakukan oleh pemerintah. Agar penyesuaian tersebut tidak  memicu kenaikan kasus seperti yang terjadi di negara lain, maka penegakan protokol kesehatan harus tetap dilakukan.

“Terutama adalah melakukan vaksin dan menggunakan masker. Keduanya menjadi satu paket ikhtiar  setiap individu untuk bisa hidup sehat berdampingan dengan COVID-19. Dengan bermasker dan  sudah divaksin maka masyarakat bisa bekerja, belajar, berolahraga, beribadah, dan melakukan  berbagai kegiatan di mana saja dengan lebih aman,” tutur Menkominfo.

Menkominfo menjelaskan pulihnya perekonomian sejalan dengan kembali bergeliatnya aktivitas masyarakat seperti sebelumnya, kini menjadi harapan semua orang. Pemerintah selaku  pemangku kebijakan dalam hal ini sangat membutuhkan partisipasi masyarakat agar pandemi dapat  dikendalikan.

“Masyarakat berkesempatan berkontribusi menurunkan kondisi pandemi. Utamanya dengan disiplin bermasker dan siap divaksin. Ini adalah upaya dari kita, oleh kita, dan untuk kita juga. Dengan ikhtiar 
ini, semoga dampak COVID-19 akan dapat ditekan dan kita tak perlu berlakukan lagi darurat PPKM. Ekonomi pun tetap jalan tanpa mengabaikan prioritas kesehatan,” kata Menkominfo Johnny.

Per 31 Agustus 2021, Indonesia telah melakukan 100 juta suntikan vaksin COVID-19. Capaian ini  sejalan dengan upaya pemerintah yang terus menggencarkan program vaksinasi Indonesia. Terbukti,   separuh dari 100 juta suntikan vaksin itu bisa diselesaikan dalam 2 bulan saja (Juli-Agustus 2021).

Upaya mempercepat program vaksinasi juga sejalan dengan komitmen pemerintah untuk terus memastikan ketersediaan vaksin di Indonesia. Dalam beberapa hari ini, Indonesia terus menerima kedatangan vaksin secara berkelanjutan. Hingga 1 September 20210, ketersediaan vaksin yang ada di dalam negeri telah mencapai lebih dari 218,5 juta dosis, baik bentuk bahan baku maupun vaksin jadi.

“Vaksinasi akan memperkecil risiko penularan. Apabila terpapar sekalipun, kita akan terhindar dari gejala sakit berat atau akibat yang lebih fatal,” jelas Menteri Kominfo.

Meskipun sudah divaksin, masyarakat diimbau untuk tidak lengah dan mengendurkan protokol  kesehatan. Berkaca dari pengalaman beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia, kelalaian  masyarakat terhadap protokol kesehatan dapat memicu lonjakan kasus COVID-19.

“Karena itu, mari kita mulai kebiasaan baru dengan bermasker di manapun dan kapanpun, dan selalu bersiap untuk vaksin bila stok tersedia. Sebaik-baiknya vaksin yang adalah vaksin vaksin yang telah tersedia dan siap digunakan. Hal ini merupakan bagian dari protokol kebiasaan baru bagi Indonesia yang bersiap menuju hidup bersama COVID-19,” pungkas Menkominfo.(*)