Pasar Turi
Bantul

Diresmikan Bupati Bantul, Pasar Turi Hadir dengan Wajah Baru dan Lebih Modern

  • Pasar Rakyat Turi, di Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul kini berubah wajah. Kini kesan kumuh dan tidak teratur sudah tak ada lagi. Pasar Turi memiliki wajah baru yang bersih dan lebih modern.
Bantul
Tyo S

Tyo S

Author

BANTUL, Jogjaaja.com - Pasar Rakyat Turi, di Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul kini berubah wajah. Kini kesan kumuh dan tidak teratur sudah tak ada lagi. Pasar Turi memiliki wajah baru yang bersih dan lebih modern. 

Pasar ini diresmikan oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, pada Kamis (17/11/2022). Dengan penataan sistem zonasi sesuai barang dagang, Pasar Turi kini nampak rapi dan tertata.

Menghabiskan lebih dari tiga miliar yang didanai dari APBN Kementerian Perdagangan, dibantu dengan dana pendampingan revitalisasi dari APBD Kabupaten Bantul senilai hampir empat ratus juta, Pasar Turi dengan bangunan barunya diperkirakan mampu menampung 144 pedagang. Hasil pembangunan Pasar Turi diantaranya terdiri dari bangunan utama, kios, mushola, ruang laktasi, toilet, dan tempat sampah.

Dasar pembangunan Pasar Turi ini mengikuti prototype pasar yang berpedoman pada peraturan menteri perdagangan No 21 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan. Pembangunan Pasar Turi ini mecakup empat aspek yang meliputi revitalisasi fisik, revitalisasi manajemen, revitalisasi ekonomi,dan revitalisasi sosial.

DKUKMPP melalui program peningkatan sarana distribusi telah melakukan upaya peningkatan kapasitas pedagang dengan pelatihan penjualan online sebagai alternatif  pemasaran serta dalam rangka percepatan dan perluasan digitalisasi. Kedepan, DKUKMPP akan melakukan penerapan e-retribusi kepada seluruh pedagang pasar yang ada di Kabupaten Bantul secara bertahap.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, memandang bahwa pembangunan pasar rakyat adalah langkah nyata dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan pendayagunaan potensi lokal. “Pemerintah Kabupaten Bantul berkomitmen membangun pertumbuhan ekonomi inklusif, salah satunya dengan melakukan revitalisasi pasar-pasar tradisonal, karena pasar tradisional ini mewadahi para pedagang dari kalangan masyarakat,” ungkap Halim. (*)