Acara Fashion Show Batik Nitik Bantul di event JICAF #2.
Budaya

Fashion Show dan Lelang Batik Nitik Bantul Meriahkan JICAF #2

  • Fashion show dan lelang batik nitik Bantul digelar di event JICAF #2 di Pakuwon Mall, Yogyakarta, Sabtu (1/10/2022). Agenda tersebut sekaligus untuk menyambut Hari Batik Nasional 2022.
Budaya
Tyo S

Tyo S

Author

YOGYAKARTA, Jogjakarta – Fashion show dan lelang batik nitik Bantul digelar di event JICAF #2 di Pakuwon Mall, Yogyakarta, Sabtu (1/10/2022). Agenda tersebut sekaligus untuk menyambut Hari Batik Nasional 2022.

Selain untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap batik nitik Bantul, acara ini juga untuk menciptakan pasar baru serta meningkatkan pengetahuan tentang batik nitik Bantul kepada art lover, anak muda, komunitas pecinta batik dan masyarakat umum. 

Dalam perhelatan ini juga menghadirkan seniman dan desainer batik Yogyakarta seperti Afif Syakur, Abdul Syukur dan Bayu Arya. Nama-nama tersebut sangat akrab di telinga para batik army Indonesia, dan diharapkan mampu memberikan warna segar dan corak ketika dipersandingan dengan karya-karya pembatik Nitik Bantul. 

Sekadar informasi, saat ini terdapat sekitar 50-an pembatik yang tersebar di sentra batik nitik Bantul, yang berlokasi di kelurahan Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, DIY. Sebagian besar masih mempertahankan tradisi membuat kain nitik yang diterusi (decanting pada kedua dua sisi kain, bagian depan dan belakang). 

Canting yang digunakan untuk membuat batik nitik sangat unik, berupa canting klowongan/rengrengan biasa yang ujung caratnya dibelah menjadi empat bagian sehingga menyerupai kelopak bunga yang mekar. Bentuk ujung canting inilah yang akan menghasilkan titik-titik ataupun garis berbetuk persegi, ketika ditorehkan pada kain. 

Di sentra ini, aktifitas membatik umumnya dilakukan di rumah dan pembatiknya ibu-ibu paruh baya yang memperoleh keahlian secara turun-temurun dari orang tuanya. Pembatik nitik di sini hanya membatik putihan saja, umumnya mereka menjadi buruh batik yang mengerjakan pesanan dari para juragan yang berasal dari Yogyakarta. 

Bahan untuk membatik disediakan oleh pengepul yang selanjutnya akan menyerahkan hasil batikan kepada juragan batik untuk diproses lebih lanjut. Masyarakat desa ini masih mengenal sekitar 50 ragam hias nitik, walaupun belum terdokumentasi dengan baik. 

Ragam hias tersebut diantaranya Cakar Ayam, Kembang Jeruk, Kembang Randu, Kembang Srengenge, Kembang Ranti, Kembang Kenongo, Kembang Kentang, Kembang Dangah, Oneng, Dopo Bolo, Ceprik, dan lainya. Setiap pembatik umumnya mempunyai keahlian membuat lebih dari satu ragam hias, walaupun ada ragam hias tertentu yang hanya dapat dikerjakan oleh orang-orang tertentu karena kesulitannya. (*)