Bantul

Festival Klangenan Bantul Resmi Dibuka

  • BANTUL, Jogjaaja.com - Pemkab Bantul menyelenggarakan Festival Klangenan pada 26-30 April di Pasar Seni Gabusan. Acara yang menampilkan barang dan jajaran yltem
Bantul
Ties

Ties

Author

BANTUL, Jogjaaja.com - Pemkab Bantul menyelenggarakan Festival Klangenan pada 26-30 April di Pasar Seni Gabusan. Acara yang menampilkan barang dan jajaran yltempi dulu itu resmi dibuka oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih pada Rabu (26/4/2023).

Abdul Halim menyatakan, adanya Festival Klangenan ini selain sebagai sarana bersenang-senang diharapkan juga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat Bantul yang ikut terlibat didalamnya. Hal ini juga sejalan dengan salah satu target Pemkab menjadikan Bantul sebagai kota kreatif yang diakui dunia.

"Dengan Festival Klangenan yang menampilkan beragam kerajinan tempo dulu ini menjadi bukti bahwa Bantul merupakan daerah yang kreatif sejak dulu. Atas sejarah dan potensinya, maka Kabupaten Bantul memiliki peluang untuk menjadi kota craft and folk art versi UNESCO Creative Cities Network (UCCN)," ujarnya.

Festival Klangenan ini juga diharapkan dapat menghubungkan berbagai sistem yang mendukung rantai nilai ekonomi kreatif yaitu, kreasi, produk, distribusi, konsumsi dan konservasi. Dalam acara itu ada deretan stand pedagang aneka barang dan benda antik, kuliner tradisional dan modern, serta wahana bermain anak.

Kepala Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul, Agus Sulistiyana mengatakan, Festival Klangenan ini diikuti oleh 50 tenant yang terdiri dari 30 stand kuliner dan 20 stand non kuliner yang berasal dari Kabupaten Bantul.

"Diharapkan kegiatan ini dapat mendukung upaya Kabupaten Bantul untuk lebih dikenal dari berbagai penjuru, bahkan dunia. Dengan upaya Kabupaten Bantul menjadi kota kreatif jejaring dunia (UCCN)," katanya.

Agus mengatakan kehadiran Festival Klangenan ini diharapkan bisa menjadi obat rindu bagi masyarakat untuk mengenang kembali masa lalu yang indah terhadap barang-barang mainan dan makanan tempo dulu.

"Aktualisasi masa lalu yang menyenangkan juga bisa dikemas lebih modern dalam bentuk festival juga dapat dijadikan sebagai proses pewarisan budaya," terangnya.