Gedung Telkom di kawasan Jl Gatot Subroto Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Ekonomi, Fintech & UMKM

FMC Pendorong Pendapatan Telkom (TLKM) di Masa Depan

  • Strategi mengintegrasikan layanan IndiHome dengan Telkomsel dalam Fixed Mobile Convergence (FMC) dinilai dapat menjadi keuntungan bagi induk usaha kedua perusahaan tersebut, yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Ekonomi, Fintech & UMKM
Ties

Ties

Author

JAKARTA – Strategi mengintegrasikan layanan IndiHome dengan Telkomsel dalam Fixed Mobile Convergence (FMC) dinilai dapat menjadi keuntungan bagi induk usaha kedua perusahaan tersebut, yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy berpendapat strategi FMC perseroan akan menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan yang signifikan di masa mendatang. 

“Potensi risiko mencakup eksekusi FMC yang lebih lambat dari perkiraan dan kemungkinan persaingan yang lebih ketat di industri,” katanya dalam riset yang diterima Selasa, 11 April 2023. 

Melalui analisis itu, Hardy mempertahankan rekomendasi trading buy untuk saham TLKM dengan target harga yang lebih tinggi, menjadi Rp5.100 dari sebelumnya Rp4.600. Ini menyiratkan 6,8x/6,4x dari rasio 22A/23F EV/EBITDA. 

Emiten telekomunikasi pelat merah itu baru-baru ini mengumumkan penandatanganan Perjanjian Spin-Off Bersyarat Telkomsel dengan subjek IndiHome senilai Rp58,2 triliun. Porsi kepemilikannya yakni 65% Telkom dan 35% digenggam oleh Singtel.

Menyusul spin-off bisnis IndiHome ke Telkomsel, Singtel membeli beberapa saham baru Telkomsel senilai lebih dari Rp2,7 triliun. Alhasil, kepemilikan TLKM atas Telkomsel meningkat menjadi 69,9%.

 

Rencananya, perseroan akan menyelenggarakan RUPST pada 30 Mei 2023. Salah satu agendanya untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham atas aksi korporasi ini. Manajemen TLKM mengusulkan 65% - 80% DPR. Jika dapat disetujui, dividend yield diperkirakan berada di antara 3,2% - 3,9% dari harga saham saat ini.