Yohanes Gandung Widiyantoro menyampaikan visi dan misi dalam Muskomda PK DIY Tahun 2022.
News

Gandung Widiyantoro Terpilih Sebagai Ketua Umum Pemuda Katolik DIY 2022-2025

  • Musyawarah Komisariat Daerah Pemuda Katolik Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dilaksanakan di Griya Monica, Gamping, Kabupaten Sleman, DIY (8/5/22) akhirnya memilih Yohanes Gandung Widiyantoro sebagai Ketua Umum Pemuda Katolik Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2022-2025. Gandung terpilih secara musyawarah mufakat mengungguli calon lainnya, Petrus Eko Nugroho.
News
Tyo S

Tyo S

Author

SLEMAN, Jogjaaja.com – Musyawarah Komisariat Daerah Pemuda Katolik Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dilaksanakan di Griya Monica, Gamping, Kabupaten Sleman, DIY (8/5/22) akhirnya memilih Yohanes Gandung Widiyantoro sebagai Ketua Umum Pemuda Katolik Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2022-2025. Gandung terpilih secara musyawarah mufakat mengungguli calon lainnya, Petrus Eko Nugroho. 

Ia menggantikan Ketua Umum Pemuda Katolik DIY periode sebelumnya (2019-2022), Yulius Sanjaya. Dalam presentasinya, Gandung menyampaikan beberapa program kerja sebagaimana visi dan misinya untuk menjaga marwah Pro Eclesia et Patria. Program kerja tersebut terbagi dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Untuk jangka pendek, Gandung akan melakukan konsolidasi bersama anggota dan pengurus Pemuda Katolik di komcab dan komda DIY, merapatkan barisan dengan organiasi serumpun, lintas rumpun dan lintas iman, Untuk jangka menengah mewujudkan program kerja yang berkaitan dengan  mengupayakan kemandirian ekonomi dan keterlibatan pemuda katolik dalam masalah sosial kemasyarakatan. Sementara untuk jangka panjang melanjutkan kaderisasi anggota. 

“Kemandirian ekonomi menjadi perhatian utama. Salah satu yang akan diwujudkan adalah mendorong semangat wirausaha dan keguyuban anggota melalui program satu komcab satu angkringan," terang Gandung. 

Untuk mendukung kemandirian ekonomi, Gandung juga mengajak Pemuda Katolik menginisiasi gerakan merawat dan menjagga keutuhan ciptaan di masyarakat melalui pengolahan sampah agar memiliki nilai ekonomi. Selain itu, Gandung juga menyoroti persoalan klithih yang cukup meresahkan di Yogyakarta. Ia berharap Pemuda Katolik bisa bekerja sama dengan gereja dan masyarakat mengadakan seminar dan lokakarya dalam mengatasi persoalan klithih. 

Muskomda Pemuda Katolik DIY yang mengangkat tema Bersinergi menjaga Soliditas dan Militansi Pemuda Katolik DIY tersebut, dipimpin oleh Eduardus Wirawan, ketua bidang organisasi dan keanggotaaan Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Gabriel Indra Tamtama dari Komda Pemuda Katolik DIY, dan Merly Ardhani dari Komcab Pemuda Katolik Kota Yogyakarta. Selain komcab Kabupaten Sleman, dan Bantul sebagai peserta, Muskomda juga dihadiri perwakilan dari komcab Klaten, Purworejo dan Komda Pemuda Katolik Jawa Tengah sebagai peninjau.

Dalam sambutannya sebelum membuka Muskomda, Eduardus Wirawan selaku perwakilan PP Pemuda Katolik menyatakan tema soliditas dan militansi sejalan dengan tema besar Rakernas Pemuda Katolik yang akan diadakan di Manado akhir bulan Mei ini, yakni untuk menjadikan organisai Pemuda Katolik lebih maju dan sesuai zaman. 

“Saya lihat ada progres yang berjalan sejak tahun 2013, dan saat ini sudah ada 32 pengurus komda Pemuda Katolik yang terbentuk di Indonesia,” ujar Edward, panggilan akrabnya. 

Informasi terbaru, provinsi Nusa Tenggara Barat juga sudah memiliki komda yang juga menggelar muskomda hari ini (8/5/22). Edward juga mengharapkan dalam kepengurusan yang baru Pemuda Katolik Komda DIY bisa terlibat dalam tahun politik 2024 mendatang.

Muskomda Pemuda katolik DIY Tahun 2022 juga menghasilkan dua rekomendasi, yakni rekomendasi internal dan eksternal. Rekomendasi internal, anatara lain menyepakati Muskomda DIY berikutnya tahun 2025 akan dilaksanakan di Kota Yogyakarta, mengadakan kursus kepemimpinanan Menengah (KKM) di Kota Yogyakarta.

Sedangkan rekomendasi eksternal akan mengadakan pelatihan digital untuk meningkatkan kapasitas kaum muda katolik di era industri 4.0, berpartisipasi  dalam upaya menjaga lingkungan hidup di wilayah DIY, bersinergi degan pemerintah dan gereja dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19, serta memperkuat jejaring dengan simpul-simpul penggerak toleransi di DIY untuk menjaga persatuan Indonesia. (*)