Budaya

Halalbihalal Trah Tomoidjojo, Memperkokoh Persaudaraan dan Silaturahmi di Hari Raya Idulfitri

  • Salah satu trah besar yang rutin mengadakan halalbihalal di momen Hari Raya Idulfitri adalah Trah Tomoidjojo dari Kampung Krajan Tilaman, Wukirsari, Imogiri, Bantul.
Budaya
Tyo S

Tyo S

Author

BANTUL, Jogjaaja.com – Hari Raya Idulfitri biasanya menjadi momen bagi keluarga besar atau dalam istilah Jawa sering disebut sebagai trah untuk melaksanakan halalbihalal. 

Halalbihalal sebenarnya berasal dari kata serapan 'halal' dengan sisipan 'bi' yang berarti 'dengan' (bahasa Arab) di antara 'halal'.  Namun, halalbihalal sebenarnya bukan berasal dari Arab, melainkan merupakan tradisi yang dibuat di Indonesia. 

Kata halalbihalal bahkan sudah dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam KBBI, Halalbihalal berarti hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang. Halalbihalal juga diartikan sebagai bentuk silaturahmi.

Salah satu trah besar yang rutin mengadakan halalbihalal di momen Hari Raya Idulfitri adalah Trah Tomoidjojo dari Kampung Krajan Tilaman, Wukirsari, Imogiri, Bantul. Hampir setiap tahun (kecuali masa pandemi), tepatnya sejak 2010 silam, Trah Tomoidjojo selalu mengadakan acara halalbihalal sekaligus silaturahmi. Meskipun agama yang dianut berbeda-beda, trah ini selalu kompak.

Tahun ini, halalbihalal Trah Tomoidjojo diselenggarakan di Ndalem Kabupaten Puroloyo atau biasa dikenal dengan nama Kanjengan Wetan pada Kamis, 11 April 2024. Tempat ini dipilih karena bisa menampung lebih dari 200 orang yang menjadi bagian dari trah, seperti anak, cucu, cicit, hingga canggah.

“Saya sangat senang, persaudaraan di dalam Trah Tomoidjojo ini selalu terjaga. Kegiatan seperti ini harus terus dilaksanakan agar tali persaudaraan tidak pernah putus, tetap saling mengenal satu dengan yang lain,” harap FX. Hadipriyono, sesepuh Trah Tomoidjojo. FX Hadipriyono ini berasal dari garis keturunan pertama atau satu-satunya yang masih tersisa dari 9 anak Tomoidjojo.

Peserta halalbihalal ini tidak hanya berasal dari wilayah Imogiri dan sekitarnya. Sebagian peserta justru datang dari luar kota seperti Jakarta, Bekasi, Bandung, hingga Banjarmasin.

Salah satunya Asih, yang berasal dari garis keturunan kedua Trah Tomoidjojo. Asih yang sudah lebih dari 30 tahun merantau di Banjarmasin mengaku baru pertama kali mengikuti acara halalbihalal Trah Tomoidjojo ini.

“Alhamdulillah akhirnya saya bisa mengikuti acara halalbihalal Trah Tomoidjojo ini. Saya sangat senang karena bisa kembali berkumpul dengan keluarga besar Tomoidjojo walaupun sebagian besar saya sudah lupa. Semoga di tahun-tahun mendatang saya dan keluarga bisa ikut lagi acara ini,” tuturnya.

Acara halalbihalal dan silaturahmi Trah Tomoidjojo berlangsung meriah dan variatif. Selain pembacaan Al Quran, ikrar Syawalan, tauziah, dan pesan-pesan dari sesepuh, acara ini juga dimeriahkan dengan game dan doorprize. Bahkan anak-anak juga mendapatkan angpao yang dikemas melalui game yang menarik.

“Tujuan dari game dan doorprize ini adalah menambah kemeriahan sekaligus untuk lebih saling mengenal satu dengan yang lain. Makanya, dalam game ini kami selalu melibatkan perwakilan dari 9 anak Mbah Tomoidjojo,” ujar Sartono, selaku Ketua Panitia. (*)