Pedagang melayani calon pembeli di kios pasar tradisional di Jakarta, Selasa, 21 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Ekonomi, Fintech & UMKM

Imbas Kenaikan Harga BBM, Bappeda DIY Waspadai Lonjakan Inflasi

  • YOGYA, Jogjaaja.com - Perekonomian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami pasang surut selama pandemi Covid-19. Bahkan, angka inflasi di provinsi ini cuk
Ekonomi, Fintech & UMKM
Ties

Ties

Author

YOGYA, Jogjaaja.com - Perekonomian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami pasang surut selama pandemi Covid-19. Bahkan, angka inflasi di provinsi ini cukup tinggi, meningat konsumsi rumah tangga yang anjlok akibat kebijakan pembatasan sosial (social distancing).

Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia (BI) awal September ini, inflasi DIY pada triwulan II 2022 tercatat pada level 5,33% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan I 2022 sebesar 2.95% (yoy) serta lebih tinggi dibanding realisasi triwulan II 2021 yakni 1.50% (yoy).

“Peningkatan tekanan Inflasi DIY triwulan II dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas global serta penyesuaian harga komoditas energi domestik di tengah peningkatan permintaan yang semakin kuat.,” tulis BI, dalam laman resminya, Senin (5/9/2022) lalu.

 

Lebih lanjut, kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, diperkirakan bakal membuat angka inflasi makin parah. 
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Perencanaan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Danang Setiadi, dalam rapat bersama jajaran legislatif di DPRD DIY, Kamis (15/9/2022) pekan kemarin.

"Biasanya di angka 2 atau 3 persen. Jika dibandingjan Desember 2021, angka inflasi kami 4.24 persen," katanya, menjelaskan kenaikan signifikan inflasi per tahun di DIY.
“Belum ada laporan untuk triwulan III, namun bisa lebih buruk akibat BBM naik,” sambungnya.

Menurut Danang, kenaikan inflasi itu menjadi paling buruk selama ini, sebab biasanya angka inflasi di DIY antara 2 atau 3 persen sesuai amanat dari pemerintah pusat mengenai batas inflasi masing-masing daerah.

Dijelaskan, inflasi di DIY sempat menurun bahkan mengalami deflasi sebesar 0.12 persen pada April kemarin. Kemudian angka inflasi kembali naik bahkan sempat menyentuh angka 5.7 persen pada Juli lalu.

"Agustus turun sedikit. Mudah-mudahan trend inflasi kita menurun, meski kita tahu awal bulan ini ada kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga BBM," jelas Danang.


Kendati pesimistis, Danang  tetap berharap bulan ini pemerintah DIY dapat menjaga inflasi tetap stabil di bawah angka 5 persen.

Angka inflasi yang tinggi menurutnya dapat mengganggu perputaran ekonomi di wilayah DIY. (eff)