Talk show Hardiknas 2021 secara daring dengan tema Kebangkitan Pendidikan di Tengah Pandemi yang digelar Minggu (2/5/2021). Foto: Istimewa
Home

Ini Bentuk Dukungan Tiga Serangkai Terhadap Program Merdeka Belajar

  • SOLO – Program Merdeka Belajar yang digagas pemerintah mendapat dukungan dari Tiga Serangkai, group usaha Pendidikan dan percetakan yang telah berkiprah lebih d
Home
Tyo S

Tyo S

Author

SOLO – Program Merdeka Belajar yang digagas pemerintah mendapat dukungan dari Tiga Serangkai, group usaha Pendidikan dan percetakan yang telah berkiprah lebih dari enam dekade. Dukungan itu diwujudkan dalam berbagai bentuk mulai dari pelaksanaan belajar tatap muka terbatas dengan protokol ketat, percepatan digitalisasi buku dan aplikasi pendidikan, hingga kerjasama dengan perguruan tinggi untuk mendukung program vokasi.  

Eny Rahma Zaenah SE. MM, Chief Executive Officer (CEO) PT Tiga Serangkai Inti Corpora, pemilik PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri sekaligus pendiri Lembaga Pendidikan Al Firdaus, salah satu yang terbaik di Kota Solo menjelaskan dalam hal pembelajaran, pandemi COVID-19 menjadi momentum peningkatan kompetensi guru dan siswa khususnya terkait penggunaan teknologi dan informasi. 

“Bahkan dalam situasi pandemi perjuangan Al Firdaus membuahkan hasil dengan pencapaian otorisasi International Baccalaureate sebagai sekolah internasional. Sekali lagi hikmah dari musibah itu bisa menjadi berkah bagi setiap kesungguhan mengambil sisi baik dan terus berbuat lebih baik,” ungkap Eny dalam Talkshow “Kebangkitan Pendidikan di Tengah Pandemi” Hari Pendidikan Nasional di SoloposFM, Minggu (2/5/2021).  

 Eny menjelaskan, sejak Maret 2021, Al Firdaus telah menjalankan pembelajaran tatap muka terbatas yang didahului pemenuhan seluruh peraturan tentang pembelajaran serta komunikasi dan persetujuan orang tua.

Secara internal sekolah juga menyiapkan beberapa hal seperti pembentukan Tim Gugus COVID-19 yang didukung penuh Gugus COVID-19 Tiga Serangkai, fasilitas standar protokol kesehatan (cek suhu, masker, cuci tangan), serta penerapan protokol pembelajaran secara ketat. 

“Sesuai ketentuan, kami minta izin kepada lembaga terkait, pemerintah, termasuk persetujuan orang tua siswa dan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan,” terang Eny. 

Selama pandemi, Group Tiga Serangkai juga melakukan percepatan digitalisasi buku. Kelompok usaha yang telah berdiri sejak 1959 ini telah memproduksi 3.000 judul e-book dan akan menjadi 5.000 judul e-book tahun ini. Tiga Serangkai juga menyiapkan berbagai aplikasi digital produk non-buku dan perpustakaan digital.

“Transformasi digital menjadi poin utama kami saat ini.  Insya Allah perpustakaan digital dalam waktu dekat segera kami launching untuk bisa dimanfaatkan seluruh sekolah di Indonesia,” tegas Eny.  

Selain digitalisasi, Tiga Serangkai juga menyiapkan program vokasi bagi para mahasiswa. Sementara melalui Center of Excellent, Tiga Serangkai juga merencanakan program Magang Mahasiswa Profesional.

Nantinya, perusahaan menerima perguruan tinggi yang mengirimkan magang mahasiswa dan menyiapkan panduan yang terstruktur dan tersistem mulai pendaftaran, proses magang, hingga kelulusan. Center of Excellent Tiga Serangkai telah bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian untuk magang 1 semester mulai Mei 2021 dengan peserta maksimal 24 orang. “Kami juga sudah bekerjasama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo untuk program vokasi ini,” kata Eny. 

Dekan Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret, Drs. Santoso Tri Hananto, M.Acc.,Ak. menjelaskan persaingan di era digital yang sangat ketat menuntut mahasiswa mampu meningkatkan kapasitas. UNS saat ini gencar melakukan kerjasama dengan pelaku usaha, termasuk Tiga Serangkai, untuk memastikan mahasiswa memperoleh pengalaman mumpuni. 

“Ini adalah inisiatif UNS dan Tiga Serangkai bersama melahirkan lulusan yang siap bersaing. Inisiatif seperti ini yang terus kami perbanyak demi menghadapi perubahan yang begitu cepat dan tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi,” terang Santoso.  

Santoso juga sepakat bahwa di era pandemi, proses transformasi dan digitalisasi tidak bisa dihindari. Tuntutan masyarakat yang serba cepat mendorong praktisi pendidikan masuk ke dunia digital. “Langkah transformasi digital adalah kebutuhan dan tuntutan,” pungkas Santoso.  (*)