Petani perkotaan tanam cabai di atap rumah
Ekonomi, Fintech & UMKM

Inspiratif! Tak Punya Lahan, Petani Perkotaan Tanam Cabai di Atap Rumah

  • YOGYAKARTA-Kampung Gemblakan Atas, yang berada di wilayah Kelurahan Suryatmajan, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta merupakan kawasan padat penduduk. Kampung ini berada di pusat kota, tepatnya di Jalan Mataram, Yogyakarta atau di sisi timur Malioboro.

Ekonomi, Fintech & UMKM
Tyo S

Tyo S

Author

YOGYAKARTA-Kampung Gemblakan Atas, yang berada di wilayah Kelurahan Suryatmajan, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta merupakan kawasan padat penduduk. Kampung ini berada di pusat kota, tepatnya di Jalan Mataram, Yogyakarta atau di sisi timur Malioboro.

Sebagian rumah di Kawasan ini berdempetan. Jalan di kampung ini juga cukup sempit, hanya cukup dilalui dengan sepeda motor.

Tapi kondisi tersebut tidak menghalangi kreativitas Daliman untuk bercocok tanam. Pria berkumis ini pun memutuskan untuk menanam cabai di atap rumahnya.

“Saya sadar tidak memiliki lahan yang cukup untuk bercocok tanam. Makanya saya kemudian berinisiatif untuk mulai menanam cabai di atap rumah saya. Apalagi dengan menanam cabai di atap rumah, tanaman ini bisa mendapatkan terpaan sinar matahari,” tutur Daliman.

Lalu, kenapa Daliman lebih memilih menanam cabai dibanding tanaman lain? Menurut Daliman, tanaman cabai bisa dipanen secara berkelanjutan. Ia bisa memanen cabai-cabainya setiap tiga hari sekali.

“Kalau misalnya kita menanam sawi, maka habis dipanen sawi tersebut langsung habis. Berbeda dengan cabai yang akan terus bisa dipanen terus menerus,” lanjutnya.

Cabai-cabai yang bisa dipanen adalah cabai yang sudah berwarna oranye atau merah. Daliman bisa memanen cabai-cabai miliknya setiap tiga hari sekali.

Dalam sekali panen, Daliman bisa mendapatkan sekitar ½ kilogram cabai atau lebih. Selanjutnya hasil panen cabai tersebut dititipkan Daliman ke saudaranya yang merupakan penjual sayur di Bantul.

“Saya ingin memberikan inspirasi kepada masyarakat desa bahwa petani kota yang lahannya sempit saja bisa menanam dan memanen cabai. Apalagi masyarakat desa yang lahannya masih sangat luas. Mereka sangat berpotensi memanfaatkan lahan untuk menanam cabai,” ujarnya.

Daliman melanjutkan, dalam menanam cabai, banyak kendala yang ia hadapi. Menurutnya, kendala yang paling sering adalah daun tanaman cabai menjadi keriting. Selain itu terkadang ada hama yang menyerang.

Untuk mengatasi kendala tersebut, Daliman menggunakan cairan tembakau. Pasalnya, ia tidak suka memakai pembasmi berbahan kimia.

“Yang paling mudah, kita gunakan tembakau. Kemudian kita rendam tetapi jangan terlalu kental. Lalu kita semprotkan ke tanaman cabai yang kena hama. Beberapa hari kemudian, tanaman akan segar kembali,” pungkasnya. (*)