Penyair kawakan Joko Pinurbo bersama  mahasiswa seusai Kuliah Umum Agama di Universitas Sanata Dharma (USD), Sabtu (10/12/2022).
News

Joko Pinurbo Ciptakan Banyak Syair Tentang Agama, Ternyata Ini Sumber Inspirasinya

  • “Apa agamamu? Agamaku adalah air yang membersihkan pertanyaanmu.” Inilah salah satu penggalan syair Joko Pinurbo (Jokpin) yang diangkat dalam Kuliah Umum Agama, Universitas Sanata Dharma (USD), Yogyakarta Sabtu (10/12/2022).
News
Tyo S

Tyo S

Author

Yogyakarta (12/12/2022) – “Apa agamamu? Agamaku adalah air yang membersihkan pertanyaanmu.” Inilah salah satu penggalan syair Joko Pinurbo (Jokpin) yang diangkat dalam Kuliah Umum Agama, Universitas Sanata Dharma (USD), Yogyakarta Sabtu (10/12/2022).

“Nilai-nilai religiusitas lebih banyak melatarbelakangi puisi-puisi saya dan kebanyakan sumber inspirasi saya dari Kitab Suci,” kata Joko Pinurbo. 

Maka tak mengherankan, jika syair-syair Jokpin banyak berbicara mengenai persoalan agama di tengah-tengah masyarakat dewasa ini. Ia membahasakan ulang secara puitis persoalan ini dengan mengatakan bahwa ‘agama sedang kedinginan dan kesepian’ serta ‘agama merindukan pelukanmu’. Ini yang dituangkan Jokpin dalam puisinya berjudul ‘Pemeluk Agama’. 

“Istilah ‘pemeluk agama’ di dalam bahasa Indonesia, bagi saya itu sangat indah. ‘Memeluk’ itu kan menunjukkan kemesraan dan kehangatan. Namun yang terjadi saat ini, seringkali orang malah ‘mambakar agama’ dan ‘memanas-manasi agama’, bukan justru ‘memeluknya dengan penuh kehangatan’,” ujar penyair kawakan tersebut.

Demikian pula, dalam syairnya yang berjudul ‘Kolom Agama’, Joko Pinurbo mengungkapkan bahwa Tuhan menghendaki kehadiran agama sebagai ‘ciuman indah tak bernama’ dan ‘pelukan penyembuh luka’. Di sini, agama diharapkan menjadi tempat di mana orang dapat menemukan kasih. Selain itu, ia pun mengkritik para pemeluk agama dewasa ini yang seringkali mengkotak-kotakkan orang berdasarkan agamanya.

“Berapa tahun belakangan ini, sering terjadi konflik sosial antarkelompok secara horizontal yang seringkali membawa label agama dan saya pun terinspirasi untuk menulis puisi tentang Kaleng Khong Guan, yang idenya datang dari Gus Mus. Ketika kedatangan tamu ia menyuguhkan makanan, kalengnya Khong Guan, isinya rengginan. Bagi saya, kita ini kadang kalah bijaksana dengan kaleng Khong Guan yang hadir dalam hari raya agama apa pun, dan tidak pernah mempertanyakan agama Khong Guan,” terang Jokpin.

Dalam salah satu puisi terbarunya ketika pandemi, Jokpin menulis syair tentang ‘Yesus Naik Ojek’. Jokpin berusaha menghadirkan kembali sosok Yesus yang merakyat dan suka mendatangi orang-orang yang menderita. “Sikap solidaritas inilah yang saya temukan selama pandemi ini di Indonesia,” ungkap Joko Pinurbo.

Rm. Mutiara Andalas, S.J. selaku koordinator Mata Kuliah Pendidikan Agama di USD memaparkan dalam kuliah umum ini, mahasiswa diharapkan dapat menemukan kedalaman makna melalui kata-kata indah dan sederhana dalam menghayati imannya masing-masing. 

“Agama itu indah, seindah kata-kata sederhana yang dirangkai Jokpin dalam puisi-puisinya,” tutup Rm. Mutiara. (*)