Ekonomi, Fintech & UMKM

Kadin DIY Dukung Pemasaran Produk UMKM

  • Yogya, Jogjaaja.com  - Dari beberapa hasil studi dan survei baik oleh Kementerian Koperasi dan UKM maupun Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan bahwa UMKM
Ekonomi, Fintech & UMKM
Ties

Ties

Author

Yogya, Jogjaaja.com  - Dari beberapa hasil studi dan survei baik oleh Kementerian Koperasi dan UKM maupun Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan bahwa UMKM di Indonesia menghadapi sejumlah permasalahan dalam menjalankan usahanya.

Permasalahan termaksud antara lain permodalan, pemasaran, bahan baku, kualitas produk, kualitas pekerja dan sebagainya. Salah satu permasalahan yang menonjol adalah pemasaran. Berkaitan dengan permasalahan pemasaran tersebut maka KADIN DIY bersama Dinas Koperasi dan UKM (Diskop dan UKM) DIY menyelenggarakan diskusi terbatas (Selasa, 29/08/23). 

Diskusi tersebut diselenggarakan di Kantor Diskop dan UKM DIY. Hadir selaku narasumber Srie Nurkyatsiwi (Kepala Diskop dan UKM DIY), Robby Kusumaharta (Waket KADIN DIY), Wisnu Hermawan (Kabid Kewirausahaan Diskop dan UKM DIY), dan Y. Sri Susilo (Dosen FBE UAJY/Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta) dan Tim Apriyanto (APINDO DIY) selaku moderator diskusi.

“Diskop dan UKM DIY melalui berbagai program yang telah dan akan dilaksanakan untuk mendukung pengembangan UMKM di DIY”, tegas Nurkyatsiwi. Menurut Siwi, UMKM di DIY sangat beragam dari skala ultra mikro, mikro, sampai skala menengah. Berkaikatan dengan masalah pemasaran produk UMKM, Diskop dan UKM DIY telah melakukan banyak program kegiatan untuk membantu memasarkan produk UMKM. “Kami memiliki fasilitas SiBakul MarketHub, Galeri Pasar Kotagede YIA, Galeri PLUT Jogja dan Teras Malioboro”, selas Siwi. Fasilitas tersebut digunakan untuk membantu pemasaran produk UMKM.

“Bentuk lain dari dukungan pemasaran UMKM, kami juga melakukan pelatihan dan pendampingan serta pameran produk UMKM”, jelas Siwi. Menurut Siwi, Diskop dan UKM DIY juga bersinergi dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan dalam mendorong pemasaran UMKM. Pemangku kepentingan tersebut antara lain BI DIY, KADIN DIY, ISEI DIY, Perbankan (khususnya Bank BPD DIY), OJK DIY dan PTN/PTS DIY. “Khusus SiBakul MarketHub kami memberi fasilitas bebas ongkos kirim dengan pembelian minimal Rp. 50.000,00 dan dalam radius 30 km”, jelas Siwi.

"Saat ini dan ke depan pemasaran digital bagi UMKM semakin menjadi variabel kunci bagi keberhasilan dan kinerja UMKM”, tegas Robby. Menurut Robby, literasi digital bagi pelaku UMKM harus ditingkatkan. KADIN DIY beserta asosiasi pengusaha telah dan akan menjalankan sosialisasi, pelatihan dan pendampingan literasi dan pemasaran digital. Di samping itu, KADIN DIY juga mendorong pelaku industri termasuk UMKM agar produknya mampu menembus pasar ekspor.

“Program pemasaran digital yang dilakukan baik Diskop dan UKM DIY serta KADIN DIY akan lebih optimal jika disinergikan dan dikolaborasikan dengan Program Magang Kampus Merdeka yang dilaksanakan oleh PTN/PTS DIY”, tegas Susilo. Menurut Susilo, saat ini PTN/PTS sedang gencar menyelenggarakan Kampus Merdeka sehingga sumberdaya manusia (dosen dan mahasiswa) dapat berkontribusi untuk mendorong program pemasaran digital bagi UMKM DIY. Dosen dan mahasiswa dapat diberdayakan dalam pendampingan penerapan pemasaran digital.

Dalam diskusi tersebut juga disepakati sebagian UMKM yang terdaftar di SiBakul MarketHUb diberi kesempatan untuk menjadi anggota KADIN. “Terkait dengan pendaftaran calon anggota KADIN untuk UMKM akan dikoordinasikan lebih lanjut antara KADIN DIY dengan Diskop dan UKM DIY”, jelas Susilo (Komtap Organisasi dan Keanggotaan KADIN DIY) dalam rilisnya kepada media. (*)