Jogja

Kejurda NPC DIY 2023 Dimulai, 520 Atlet Bertanding di 11 Cabor

  • YOGYA, Jogjaaja.com - Sejumlah atlet dari sekolah inklusi dan sekolah luar biasa (SLB) di Jogja akan berpartisipasi dalam ajang Kejuaraan Daerah (Kejurda) Natio
Jogja
Ties

Ties

Author

YOGYA, Jogjaaja.com - Sejumlah atlet dari sekolah inklusi dan sekolah luar biasa (SLB) di Jogja akan berpartisipasi dalam ajang Kejuaraan Daerah (Kejurda) National Paralympic Committee (NPC) DIY yang diselenggarakan pada 3-7 Oktober mendatang. Kejurda yang digelar untuk kedua kalinya ini akan mempertandingkan 11 cabang olahraga dengan tujuan menemukan atlet terbaik sebagai persiapan untuk event olahraga bergengsi nasional.

Total ada 11 cabor yang diperlombakan dalam Kejurda NPC 2023 ini dengan jumlah atlet sebanyak 520 orang. Difabel yang ikut serta terdiri dari tuna daksa, netra, tuli, dan tunagrahita. Hasil Kejurda ini juga jadi catatan evaluasi pembinaan prestasi baik itu dari Pelatda dan luar Pelatda agar diolah jadi bahan peningkatan prestasi ke depan.

Ketua Panitia Kejurda NPC DIY 2023 Juned Etri Seaga mengungkapkan, cabor atletik menjadi pertandingan yang diikuti paling banyak peserta dengan jumlah 146 orang. Selanjutnya juga ada angkat berat 33 peserta, boccia 37 peserta, bulutangkis 72 peserta, catur 50 peserta, judo blind 12 peserta, lawn bowls 36 peserta, panahan 25 peserta, para taekwondo 11 peserta, tenis kursi roda 20 peserta dan tenis meja 78 peserta.

Dalam ajang ini tidak ada pembeda antara atlet senior dengan atlet dari sekolah inklusi maupun SLB. Mereka digabungkan ke dalam pertadingan sesuai dengan cabor yang diikuti. "Kejurda ini kita juga jadikan sebagai ajang pemantauan kepada atlet dari SLB dan sekolah inklusi. Kita pasang penanggung jawab di setiap cabor untuk melaporkan atlet pelajar yang bagus untuk kemudian mendapat pembinaan," katanya, Selasa (3/10/2023).

Ketua Umum NPC DIY Hariyanto menjelaskan, Kejurda NPC DIY tahun ini merupakan salah satu agenda untuk pembinaan atlet dan juga menemukan bibit atlet usia muda di wilayah setempat. Ajang ini dikonsep sedikit berbeda dibandingkan penyelenggaraan perdana pada 2018 lalu. "Salah satunya soal keterlibatan dari SLB dan sekolah inklusi yang tujuannya untuk persiapan event olahraga ke depan," ujarnya.

Hariyanto menjelaskan, pelibatan sekolah inklusi dan SLB dengan usia rata-rata 10 tahun ke atas itu merupakan komitmen NPC DIY agar keberlangsungan atlet di wilayah setempat selalu muncul. Mereka nantinya akan dipantau oleh para pencari bakat untuk direkomendasikan ke kabupaten/kota masing-masing agar mendapat pembinaan lebih lanjut bagi yang berprestasi.

"Dari segi usia memang kami sudah masukkan sebagai syarat yakni 10 tahun, sehingga di Peparnas 2028 mendatang sudah bisa ikut serta. Tujuan kami memang untuk jangka panjang," katanya. (Anz)