Ekonomi, Fintech & UMKM

Kelompok Makanan dan Minuman Penyumbang Inflasi di Yogya Selama Februari

  • YOGYA, Jogjaaja.com Pada tahun 2024 Kota Yogyakarta mendapatkan inflasi tertinggi sebesar 2,83 persen dengan IHK sebesar 106,14 persen, dibanding dengan DIY yak
Ekonomi, Fintech & UMKM
Leon

Leon

Author

YOGYA, Jogjaaja.com Pada tahun 2024 Kota Yogyakarta mendapatkan inflasi tertinggi sebesar 2,83 persen dengan IHK sebesar 106,14 persen, dibanding dengan DIY yakni sebesar 2,75 persen.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BPS Provinsi DIY, Herum Fajarwati saat mengikuti rilis berita statistik secara online, Jumat (1/3/2024) .

Herum Fajarwati mengatakan, inflasi yang terjadi di DIY berpengaruh pada Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,65.

Selain inflasi tertinggi dari Kota Yogyakarta disusul oleh Kabupaten Gunungkidul yang tercatat mengalami inflasi y-on-y sebesar 2,69 persen dengan IHK sebesar 105,25.

“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,66 persen,”ungkapnya.

Tak hanya itu, pada kelompok kesehatan juga mengalami inflasi sebesar 2,36 persen, kelompok transportasi sebesar 1,19 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,86 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,72 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,19 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,37 persen.

“Sehingga tingkat inflasi month to month (m-to-m) di tingkat DIY pada Februari 2024 sebesar 0,39 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Februari 2024 sebesar 0,37 persen,”ungkapnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Produksi  Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia M. Habibullah mengatakan, BPS RI mencatat pada bulan Februari 2024 terjadi inflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,37 persen dan inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 2,75 persen.

Menurutnya, penyumbang utama inflasi pada bulan Februari 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau hingga 1,79 persen.

Sedangkan, penyumbang utama inflasi terbanyak adalah dari kelompok seperti beras cabai merah, daging ayam ras, sigaret kretek mesin (SKM), tomat dan bawang putih.

Pihaknya mengungkapkan, secara komponen, tingkat inflasi pada tahun ini secara tahunan relatif stabil di angka 1,68 persen.

Pada tahun ini Inflasi tertinggi terjadi pada Provinsi Papua Selatan sebesar 4,61 persen. Kemudian disusul Provinsi Gorontalo dengan inflasi 3,73 persen, Bengkulu 3,68 persen, Kalimantan Timur 3,28 persen, Jawa Barat 3,09 persen, dan Nusa Tenggara Timur 3,01 persen.

“Inflasi ini sering terjadi pada saat momen Ramadhan setiap tahunnya. Selain itu, inflasi juga terjadi pada emas atau perhiasan, angkutan udara dan kontrak rumah yang memberikan dampak signifikan,”ujarnya.

 

Ia menambahkan, inflasi juga terjadi pada komoditi beras di tingkat eceran yang mengalami kenaikan pada m-to-m sebanyak 5,28 persen dan hingga 19,28 persen secara y-on-y.