Wagub DIY KGPAA Paku Alam X (Humas Pemda DIJ)
Bantul

Kesetaraan Masih Jadi Target Pembangunan

  • YOGYA, Jogjaaja.com  - Kesetaraan bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk perempuan dan laki-laki, memang sudah dijamin sejak awal dalam UUD RI 1945. Namun
Bantul
Ties

Ties

Author

YOGYA, Jogjaaja.com  - Kesetaraan bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk perempuan dan laki-laki, memang sudah dijamin sejak awal dalam UUD RI 1945. Namun demikian, hal ini juga masih menjadi target yang harus dicapai dalam tujuan pembangunan nasional.

Demikian yang diungkapkan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X saat membacakan sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI pada belum lama ini.

Pada acara Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-94 DIY Tahun 2022 ini, Sri Paduka mengungkapkan, kesetaraan bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi target pembangunan jangka menengah dan jangka panjang, maupun Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sampai tahun 2030.

“Maka, dengan mempertimbangkan komitmen bangsa, kondisi, dan isu-isu prioritas hingga saat ini, PHI ke-94 Tahun 2022 masih mengangkat tema ‘Perempuan Berdaya, Indonesia Maju’. Peringatan Hari Ibu ini seraya mengenang betapa agung dan mulianya peran perempuan dalam membangun fondasi bangsa ini,” papar Sri Paduka.

Sri Paduka pun menuturkan, peringatan Hari Ibu juga sebagai momentum pengingat betapa para perempuan Indonesia telah turut berjuang, mewujudkan kemerdekaan dalam semangat pergerakan yang setara dan berkeadilan.

Dan salah satu titik penting perjuangan pergerakan para perempuan, sekaligus menjadi tonggak sejarah adalah ketika diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia untuk pertama kalinya pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta.

“Bangsa ini dibangun dari fondasi perjuangan para perempuan yang tak pernah lekang semangatnya untuk mencapai sebuah kehidupan yang lebih baik bagi generasi penerus. Dan peringatan Hari Ibu adalah milik kita semua. Sebagai anak, sebagai istri, sebagai ibu, maupun sebagai teman seperjuangan, yang tidak lelah menjadi arti di manapun berada,” kata Sri Paduka.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia Peringatan Hari Ibu ke-94 DIY Tahun 2022, Dyah Suminar mengatakan, ditetapkannya tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu dan menjadi hari besar nasional bukan hari libur, menjadi wujud pengakuan serta penghargaan pemerintah terhadap perjuangan dan kontribusi kaum perempuan dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Apalagi permasalahan ibu atau perempuan di zaman sekarang, memang luar biasa.

 

“Menurut saya menjadi Ibu yang cerdas di zaman sekarang sangat berbeda dengan masa lalu. Menjadi ibu muda di masa lalu, tantangannya belum seperti sekarang ini. Sekarang itu tantangannya lebih kompleks, mulai dari pendidikan, bahkan peran ibu untuk mengatasi pengaruh lingkungan,” imbuhnya.

Dyah menambahkan, organisasi perempuan juga bisa mengambil peran untuk menyosialisasikan kepada masyarakat di tingkat keluarga, agar setiap anggota keluarga bisa menjalankan perannya masing-masing dengan baik. Hal ini dikarenakan di era sekarang keluarga adalah satukesatuan.

“Tantangan perempuan di Indonesia, khususnya di DIY, kami inginnya setiap perempuan kalau bisa harus punya prestasi, apapun profesinya karena tantangan ke depan tidaklah mudah,” tuturnya.

 

Dyah pun mengungkapkan, pada acara Peringatan Hari Ibu secara nasional di Bengkulu, DIY mendapatkan penghargaan karena sudah mendapat kategori mentor untuk program kesetaraan gender di Indonesia. (*)