Jogja

Kesiapan Desentralisasi Sampah, Pemkot Olah Sampah Jadi Bahan Bakar

  • YOGYA, Jogjaaja.com - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta sedang memaksimalkan pelaksanaan desentralisasi pengolahan
Jogja
Ties

Ties

Author

YOGYA, Jogjaaja.com - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta sedang memaksimalkan pelaksanaan desentralisasi pengolahan sampah. Dimana baru-baru ini Pemprov DIY mewajibkan masing-masing kabupaten kota untuk bisa mengelola sampah secara mandiri dan tidak lagi dialihkan ke TPA Piyungan.

Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta Ahmad Haryoko mengatakan, dalam pengolahan sampah nantinya akan menggunakan dua modul berupa Refuse Derived Fuel atau RDF. Untuk diketahui, RDF ini digunakan sebagai bahan bakar batu bara yang dipergunakan untuk membuat semen.

Ia menambahkan, dalam satu modul dapat digunakan maksimal di 20 ton sampah per harinya. Namun jika ada dua modul dan dua shift per harinya. Maka bisa dimaksimalkan sampah dapat diolah sebanyak 80 ton per hari.

‘’Jika memungkinkan akan ada dua shift untuk mengolah sampah sebanyak 40 ton per hari maka diperkirakan 80 ton sampah dalam satu hari bisa diolah,”jelasnya, Minggu (7/1/2024).

Tak hanya itu, berat dari sampah juga mempengaruhi pengolahan sampah yang ada. Terutama saat ini Kota Yogyakarta ditimpa cuaca extrim yang dapat mengakibatkan hujan lebat. Hal ini berdampak pada volume sampah yang mengalami peningkatan akibat banyak sampah yang basah.

Untuk itu, Ia mengajak masyarakat untuk memilah sampah agar sampah tidak terkena air hujan yang dapat mengakibatkan beban sampah yang dibuang ke TPA Piyungan semakin berat.

“Saat terkena air hujan, jumlah atau bobot sampah mengalami peningkatan. Karena kondisi sampah yang basah. Hal ini menambah beban kami saat dibawa ke TPA Piyungan yang saat ini semakin dibatasi,”imbuhnya.

Saat ini Kota Yogyakarta dalam membuang sampah di TPA Piyungan sangat dibatasi tidak lagi 165 ton per harinya tetapi 145 ton per harinya. “Jumlah maksimal beban sampah yang dibuang ke TPA Piyungan akan terus berkurang. Kami juga berusaha untuk semua sampah tidak kehujanan baik di depo maupun di penampungan sampah. Oleh karenanya, kami mengajak masyarakat untuk tetap memilah sampah dan tidak membiarkan sampah dalam keadaan basah.”ujarnya.

Selain itu, Haryoko juga mengungkapkan, dalam upaya antisipasi adanya lindi pada sampah di depo, telah diupayakan dengan penyemprotan eco enzim untuk mengurangi bau yang diakibatkan dari sampah. (Anz)