Budaya

Kirab Tebu Temanten Menandai Awal Musim Giling di Pabrik Gula Madukismo

  • “Selain melestarikan budaya, tradisi ini dimaksud untuk memohon keselamatan agar proses giling dan suling berjalan dengan lancar serta dapat menyejahterakan seluruh karyawan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Prosesi ini juga bermakna agar hasil panen tebu berikutnya menjadi lebih melimpah,” ungkap Nashruddin.
Budaya
Tyo S

Tyo S

Author

BANTUL, Jogjaaja.com - Meski hujan deras mengguyur Komplek Pabrik Gula Madukismo, Kasihan, Bantul, suasana meriah tampak terasa. Hal ini karena adanya sepasang pengantin tebu yang dikirab di sekitar komplek tersebut.

Ketua Panitia Selamatan Giling dan Suling PG-PS Madukismo 2024, Nashruddin Abdus Salam, mengatakan Kirab Tebu Temanten pada Selasa (23/4/2024) tersebut menjadi Puncak Ritual Cembengan di Pabrik Gula dan Pabrik Spritus Madukismo, Kasihan, Bantul. 

“Selain melestarikan budaya, tradisi ini dimaksud untuk memohon keselamatan agar proses giling dan suling berjalan dengan lancar serta dapat menyejahterakan seluruh karyawan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Prosesi ini juga bermakna agar hasil panen tebu berikutnya menjadi lebih melimpah,” ungkap Nashruddin.

Diiringi berbagai kesenian tradisional dan bregada prajurit Keraton Yogyakarta, Kirab Tebu Temanten diawali dari Gedung Madu Candhya kemudian diarak mengelilingi komplek pabrik gula. Sebelum diarak keliling komplek pabrik, sepasang tebu temanten yang diberi nama Kyai Buda dan Nyai Manis singgah di Masjid An Nur untuk dilaksanakan ijab Qobul, selayaknya pasangan temanten manusia.

Prosesi ijab qobul dengan maskawin empat puluh ribu rupiah ini mengandung harapan agar gula yang dihasilkan dalam proses giling dapat mencapai 40 ribu ton.

Di stasiun gilingan, pasangan tebu temanten diserahkan dari kepala bagian tanaman kepada kepala bagian instalasi melalui upacara “srah- srahan” yang disaksikan Komisaris PT Madubaru Ir H KRT Madu Gondodiningrat MSi, Komisaris RNI Ferry Priyadi Yustono SE, Dirut PT Madubaru (PG- PS Madukismo) Drs H Budi Hidayat, jajaran Forkompimkap Kasihan serta lurah setempat. 

Upacara diakhiri dengan sesaji 40 ingkung ayam panggang dan menanam kepala lembu di depan stasiun gilingan. Selanjutnya pasangan tebu temanten diistirahatkan di stasiun gilingan yang nantinya akan menjadi "cucuk lampah" untuk mengawali giling pada 4 Mei mendatang. (*)