Ekonomi, Fintech & UMKM

Kredit Bank ke UMKM Hanya 18 Persen, Fintech Bisa Jadi Solusi Inklusi Keuangan

  • Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa saat ini kredit perbankan yang disalurkan ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia baru sekitar 18%.
Ekonomi, Fintech & UMKM
Ties

Ties

Author

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa saat ini kredit perbankan yang disalurkan ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia baru sekitar 18%. 

Dia pun mengatakan, untuk memeratakan penyaluran kredit dalam rangka mengupayakan inklusi keuangan, financial technology (fintech) bisa menjadi solusi.

Sri Mulyani mengatakan, akses pendanaan yang lebih inklusif dapat mendorong UMKM untuk memulih dari dampak pandemi COVID-19. Oleh karena itu, sektor fintech yang menghadirkan banyaknya peluang pembiayaan pun bisa menjadi solusi terkait hal tersebut.

"Bagi UMKM, kita bisa meningkatkan inklusi keuangan dengan fintech, yang bisa membantu mereka menemukan lebih banyak peluang pembiayaan," ujar Sri Mulyani dalam seminar internasional Digital Transformation for Financial Inclusion of Women, Youth, and MSMEs to Promote Inclusive Growth, Rabu, 11 Mei 2022.

Sri Mulyani pun memaparkan bahwa saat ini baru 18% dari kredit perbankan yang disalurkan kepada Indonesia sementara rata-rata penyaluran kredit perbankan kepada UMKM di negara tetangga bisa sekitar 30% sampai 80%.

UMKM di Indonesia mampu menyediakan sekitar 97% dari total lapangan kerja dan lebih dari produk domestik bruto (PDB) dan investasi. Oleh karena itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, inklusi pendanaan bagi UMKM adalah suatu hal yang perlu lebih diperhatikan.

"Fokus kita bagaimana mengimplementasikan kebijakan untuk meningkatkan akses UMKM kepada pendanaan yang mana ini sangat penting, tidak hanya untuk memberdayakan mereka, tapi juga menciptakan multiplier effect dalam bentuk pembukaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi," kata Sri Mulyani.

Selain mendorong UMKM untuk memanfaatkan akses pendanaan dari fintech, Sri Mulyani pun menegaskan bahwa perlindungan konsumen dan keamanan data menjadi dua hal yang sangat penting.

"Ini tidak mudah, terutama di perkotaan dimana jasa finansial digital berkembang cepat. Dengan kepemilikan ponsel pintar, banyak penyedia jasa keuangan digital menawarkan akses kepada jasa keuangan tapi menjadi masalah bagi banyak orang karena bunga mereka sangat tinggi," kata Sri Mulyani.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan juga bahwa digitalisasi merupakan game changer untuk membangun akses keuangan yang lebih inklusif bagi pelaku UMKM.

Dikatakan oleh Perry, setidaknya terdapat tiga langkah penting untuk mengatasi tantangan UMKM yang berkaitan dengan keterbatasan kemampuan ekonomi, literasi keuangan, dan akses infrastruktur digital.

Yang pertama adalah pemberdayaan ekonomi melalui dorongan kepada masyarakat untuk membangun UMKM. Yang kedua adalah peningkatan kapasitas, produktivitas, literasi, dan pengelolaan keuangan melalui edukasi yang didukung inovasi dan digitalisasi proses bisnis sehingga UMKM lebih berdaya dan kompetitif. 

Yang ketiga adalah harmonisasi kebijakan Undang-undang Cipta Kerja untuk mendorong akses UMKM ke pasar global.