Bantul

Kunci Literasi Digital, Yayasan Omah Kreasi Center Imbau Bijak Gunakan Internet

  • YOGYA, Jogjaaja.com - Yayasan Omah Kreasi Centre Yogyakarta, bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI bekerja menyelenggarakan Ta
Bantul
Ties

Ties

Author

YOGYA, Jogjaaja.com - Yayasan Omah Kreasi Centre Yogyakarta, bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI bekerja menyelenggarakan Talkshow Festival Literasi Digital, di lapangan Timbulharjo Sewon Bantul Yogyakarta, Minggu (4/6) malam.

Festival tersebut mengambil tema, " Mempromosikan Komunitasmu Dengan Media Sosial". Ribuan masyarakat yang didominasi anak-anak muda turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Kegiatan yang dikemas dengan pertunjukan seni musik itu dimaksudkan agar masyarakat bijak dalam memanfatkan internet sebagai kunci literasi digital.

Sejumlah narasumber yang hadir antara lain Ketua Sub Komisi Media Baru Lembaga Sensor Film (LSF) RI Andi Muslim SDs MSi, Ketua Presidium Manfindo sekaligus Pengarah Siberkreasi Septiaji Eko Nugroho, Direktur Kuliner Kriya Desan dan Fesyen Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI Yuke Sri Rahayu SSos MA, Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY GKR Bendara, dan Pendiri Yayasan Omah Kreasi Centre Yogyakarta Khoirun Nisa.

Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY, GKR Bendara mengungkapkan berbagai komunitas di media sosial bisa berkembang menjadi saluran ekonomi. Ia mencontohkan banyak komunitas budaya dan sejarah yang tadinya hanya komunitas tetapi berkembang menjadi badan usaha. "Awalnya mereka hanya aktif sebagai komunitas njeron beteng tetapi bisa berkembang menjadi besar dan terlibat mempromosikan pariwisata Yogyakarta,'' tutur Bendara.

Ia menjelaskan, berbagai komunitas tersebut ada yang kemudian aktif sebagai official media sosial Keraton Yogyakarta. Banyak informasi tentang keraton di sana yang dikemas sesuai dengan generasi milenial. Di sinilah pentingnya media sosial, mempromosikan pariwisata.

Menurutnya, informasi sekecil apapun tentang budaya bisa masuk ke alam bawah sadar yang membuat seseorang dapat mencintai budaya dan tradisinya. Akhirnya, mereka tak hanya mencintai tetapi juga merawat budayanya.

Tantangan di Yogyakarta

Bendara menambahkan ada sejumlah tantangan karena banyak platform yang mempromosikan Yogyakata sebagai destinasi saja bukan sebagai ekosistem. Selain itu, belum banyak yang mempromosikan komunitas desa dan kampung wisata.

"Promosi desa dan kampung wisata sangat kecil dibandingkan destinasi yang ada investor dengan modal besar. Desa dan kampung kalah dalam hal biaya promosi. Ini yang belum bisa tercipta yakni ekosistem pariwisata untuk desa dan kampung," paparnya.

Narasumber lain, Ketua Sub Komisi Media Baru Lembaga Sensor Film (LSF) RI Andi Muslim SDs MSi mengatakan perkembangan teknologi sangat cepat. Sayangnya, belum semua orang memanfaatkan untuk mencintai produk lokal. Ia berharap, masyarakat memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memperkuat kecintaan produk lokal.

Direktur Kuliner Kriya Desan dan Fesyen Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI Yuke Sri Rahayu SSos MA menjelaskan pula manfaat media sosial. Menurutnya media sosial bermanfaat untuk memperkenalkan budaya bahkan bisa menjadikannya sebagai pendapatan. "Termasuk kegiatan yang digelar ini, bakal berdampak banyak. Misalnya, setelah dari sini, anak-anak muda mulai memanfaatkan media sosial untuk menambah pendapatan,'' jelasnya.

Ia menegaskan saatnya anak-anak muda memanfaatkan momentum, mengkampanyekan bangga buatan Indonesia. Ia menginformasikan di instansinya sedang gencar mengadakan kegiatan beli produk kreatif lokal. Namun demikian, ia minta produsen produk lokal tidak cepat puas dengan hasil yang dicapai. Ia minta mereka melakukan kolaborasi bukankompetisi.

"Ketika semua berkolaborasi, pasti akan ada cuan di sana. Banyak komunitas yang sudah membuktikannya,'' kata Yuke.

Ketua Presidium Manfindo sekaligus Pengarah Siberkreasi Septiaji Eko Nugroho menambahkan masyarakat harus berhati-hati memanfaatkan media sosial. Ia mengingatkan jangan sampai terlena dengan hoaks yang berseliweran, jangan sampai diadu domba oleh pihak yang sengaja menyebarkan hoaks.

Pada kesempatan itu, Pendiri Yayasan Omah Kreasi Centre Yogyakarta Khoirun Nisa mengatakan kemudahan dalam mengakses digital perlu diimbangi dengan kreativitas dan tanggung jawab. Kegiatan yang digelar di Bantul merupakan salah satu bagian dari literasi digital untuk membentuk rasa tanggung jawab tersebut. "Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi anak-anak muda yang memanfaatkan teknologi digital. Semoga mereka semakin cakap digital," tandasnya.