Tesla Hanya Berhasil Jual Satu Mobil di Korea Selatan Selama Bulan Januari
Otomotif

Makin Suram, Nasib 2.600 Karyawan Tesla di Ujung Tanduk

  • PHK massal di kawasan industri Austin menambah daftar panjang jumlah pemotongan tenaga kerja Tesla secara global yang telah mencapai lebih dari 10%.
Otomotif
mala

mala

Author

JAKARTA, Jogjaaja.com - Tesla berencananya memberhentikan 2.688 karyawan di salah satu  pabriknya diwilayah Austin, Texas, mulai 14 Juni 2024. 

Rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) ini telah disampaikan kepada Komisi Tenaga Kerja Texas dan Wali Kota Austin, Amerika Serikat, 

Dalam pemberitahuan tersebut Tesla juga mengisyaratkan dampak yang signifikan bagi perkonomian kota dan masyarakat setempat.

Sebagai konsekuensinya, PHK ini dapat berpotensi menambah jumlah kemiskinan di Austin dan berpotensi berdampak negatif pada moral serta produktivitas karyawan Tesla lainnya.

Keputusan PHK ini muncul setelah Tesla mengalami penurunan penjualan tahunan untuk pertama kalinya sejak 2020. 

Penjualan yang melambat ini disertai dengan penarikan kembali 4.000 unit Cybertruck karena masalah cacat produksi pada bagian pedal gas yang dapat membahayakan keselamatan pengendara.

Cacat produksi tersebut juga merugikan reputasi perusahaan, serta menambah anjlok penjualan Tesla ditengah persaingan ketat dengan produsen mobil listrik asal China

Dilansir dari Xinhua, Rabu, 24 April 2024, sebelumnya tesla juga telah mengumumkan PHK massal di kawasan industri Buffalo, New York. Ini  mengakibatkan 285 karyawan diberhentikan. 

PHK massal di kawasan industri Austin menambah daftar panjang jumlah pemotongan tenaga kerja Tesla secara global yang telah mencapai lebih dari 10%.

PHK diberbagai tempat tersebut mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam menghadapi lingkungan pasar yang berubah.

 Perusahaan juga telah memperingatkan kemungkinan pertumbuhan penjualan yang mungkin akan anjlok pada tahun 2024 dibandingkan dengan target sebelumnya.

Hal ini menunjukkan tantangan yang lebih besar yang dihadapi oleh Tesla dalam menjaga pertumbuhan bisnisnya di tengah persaingan yang semakin ketat di industri mobil listrik.

Keputusan ini menyoroti kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan teknologi yang berkembang pesat seperti Tesla, termasuk kemampuan untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan sambil mengatasi masalah teknis dan keuangan yang muncul. 

Kalah Pamor dengan Mobil China

Persaingan ketat antara Tesla dan BYD dalam penjualan mobil listrik global telah menciptakan sebuah narasi yang dinamis selama beberapa bulan terakhir. 

Pada Desember 2023, BYD berhasil mengungguli Tesla untuk pertama kalinya dalam hal jumlah penjualan mobil listrik, mengindikasikan kekuatan pesaingannya. 

Namun, momentum tersebut tidak berlangsung lama karena pada bulan Januari 2024, Tesla berhasil kembali memimpin penjualan mobil listrik global, menunjukkan elastisitas dan kekuatan mereknya. 

Pada bulan Februari 2024, BYD kembali menyalip Tesla, menunjukkan betapa persaingan dalam industri ini sangat dinamis. 

Selanjutnya pada bulan Maret 2024, Tesla berhasil merebut kembali mahkota penjualan mobil listrik global. 

Faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasi ini mungkin meliputi inovasi produk, strategi pemasaran, kebijakan regulasi, dan juga respons konsumen terhadap merek dan produk masing-masing perusahaan. 

 

Dinamika ini menunjukan betapa pentingnya adaptasi dan responsif terhadap pasar yang terus berubah dalam industri mobil listrik yang semakin berkembang.