Kucing salah satu hewan kesayangan yang bisa terpapar Covid-19
News

Mengapa Kucing Kerap Memainkan Mangsanya yang Sudah Mati?

  • YOGYA, Jogjaaja.com - Ada kebiasaan unik yang sering dilakukan oleh kucing, terutama kucing rumahan. Mereka, seringkali memainkan mangsanya, meskipun hasil buru
News
Ties

Ties

Author

YOGYA, Jogjaaja.com - Ada kebiasaan unik yang sering dilakukan oleh kucing, terutama kucing rumahan. Mereka, seringkali memainkan mangsanya, meskipun hasil buruannya tersebut sudah mati terkapar.

Selanjutnya, mangsa buruannya tersebut ada yang dimakan, tapi ada juga yang dibiarkan saja tergeletak. Ini yang kerap kali membuat pemilik kucing sebal, karena akhirnya mangsa yang sudah mati tersebut akan mengotori rumah.

Namun, tahukan Kamu, bahwa perilaku memainkan mangsa yang sudah mati ini merupakan tabiat turunan leluhur mereka saat berburu?

Para peneliti pun membuktikannya. Dilansir dari laman Live Science, mereka menyebut kucing yang suka memainkan mangsanya itu sangat berkaitan dengan proses domestikasi.


Mengutip sebuah studi berjudul “The palegogenetic of cat dispersal in the Ancient World” yang terbit di jurnal Nature Ecology & Evolution pada 2017 lalu, dijelaskan kucing-kucing liar pertama yang mengalami proses domestikasi tahap awal diperkirakan berasal dari 8.000 tahun lalu di Mesir dan sekitarnya.

“Kucing-kucing ini adalah anggota spesies Felis silvestris lybica yang juga dikenal sebagai kucing liar Afrika. Mereka hidup di alam liar dan tertarik beraktivitas ke kota karena banyak tersebar tikus yang mereka buru untuk dimakan,” tulis penelitian yang disusun Claudio Ottoni dan kawan-kawan tersebut.

Kemudian, manusia pun memelihara kucing-kucing ini karena mereka dianggap mampu mengendalikan populasi hewan pengerat penyebar penyakit dan pemakan biji-bijian itu.

Selain itu, dalam masyarakat tertentu seperti Mesir kuno dan China, kucing sebagai peliharaan juga dianggap pembawa keberuntungan, bahkan menjadi hewan yang dihormati.


Meski sejarah domestikasi kucing merujuk pada periode delapan ribu tahun lalu, domestikasi sesungguhnya yang bisa dilacak para peneliti hanya merujuk pada periode 200 tahun lalu.
Dari sinilah, pada akhirnya dibuktikan bahwa proses domestikasi yang belum terlalu lama membuat kebiasaan “memainkan mangsa” masih dilakukan kucing.

Dikarenakan proses domestikasi belum lama terjadi pada kucing, masih banyak insting leluhur mereka yang terbawa hingga saat ini, salah satunya berburu hewan kecil saat siang hari.

“Insting yang masih menempel, berburu hewan kecil, membuat kucing terkadang berburu meskipun mereka tidak merasa lapar,” kata peneliti perilaku kucing di University of Exeter, Martina Cecchetti, dalam laman Live Science, Minggu (21/8/2022).


Selain itu, Cecchetti menyebut, ada juga beberapa naluri bermain kucing disebut berasal dari aktivitas berburu, seperti memukul, menerkam, dan mengorek dengan cakar.

Lebih lanjut, kucing liar sendiri sering bermain dengan mangsanya untuk membuatnya lelah sebelum memakannya, yang mengurangi risiko cedera pada kucing.

“Naluri ini juga yang kemudian turun ke kucing domestik, atau yang sering kita jumpai dan menjadi hewan peliharaan,” kata Cecchetti.

“Perilaku itu turun dan membuat mereka kerap bermain dengan mangsanya. Berkat naluri ini, bahkan ras kucing domestik modern pun dianggap dapat bertahan hidup di alam liar,” imbuhnya. (Eff)