News

Mengapa Muntahan Paus Dibanderol Sampai Puluhan Miliar? Berikut Penjelasannya

  • YOGYA, Jogjaaja.com -Menemukan muntahan ikan paus ibarat memungut bongkahan permata secara cuma-cuma.Dalam sekejap, ia dapat mendatangkan uang yang berlimpah. S
News
Ties

Ties

Author

YOGYA, Jogjaaja.com -Menemukan muntahan ikan paus ibarat memungut bongkahan permata secara cuma-cuma.

Dalam sekejap, ia dapat mendatangkan uang yang berlimpah. Setidaknya ini yang dirasakan nelayan asal Negeri Gajah Putih, Narong Phetcharaj, yang menemukan 30 kilogram muntahan ikan paus di Pantai Niyom, Provinsi Surat Tani, Thailand, Oktober tahun lalu.

"Tidak ada penduduk desa yang pernah melihat atau menyentuh muntahan paus asli sebelumnya, dan itulah mengapa semua orang senang," kata Phetcharaj, dikutip dari South China Morning Post, Kamis (9/6/2022).

Seperti ketiban rezeki, muntahan paus itu pun laku terjual dengan harga 1,2 juta dolar Amerika, atau sekitar 21 miliar rupiah.

"Saya akan pensiun dari pekerjaan sebagai nelayan dan mengadakan pesta untuk teman-teman saya," ujarnya, menunjukkan ekspresi kegirangan.

Selain Phetcharaj, sekitar 35 nelayan Yaman juga mengalami nasib serupa. Seperti dilaporkan BBC, pada akhir bulan Mei tahun lalu, para nelayan ini menemukan sekitar 150 kilogram muntahan paus di Teluk Aden yang laku terjual 1,5 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 30 puluh miliar.

Lantas, apa sebenarnya fungsi muntahan paus, yang membuat harganya begitu mahal?

Muntahan paus sering disebut dengan nama ‘Ambergis’. Secara harfiah, ia merupakan gabungan dua kata dari Bahasa Latin, “ambra” yang artinya batu, dan “grisea” berarti abu-abu.

Ambergis juga dijuluki juga sebagai whale poop alias kotoran paus. Penulis buku  'Floating gold: A Natural and (unnatural) history of Ambergris', Christopher Kemp, menyebut bahwa amberguis terbentuk dari proses yang rumit.

“Seekor paus sperma makan beberapa ribu paruh cumi setiap hari, kemudian [cumi-cumi] masuk ke perut paus dan ke ususnya yang berbelit-belit, di mana ia menjadi ambergris melalui proses yang rumit, dan pada akhirnya dapat dikeluarkan oleh paus,” terangnya, yang dikutip dari Indian Express, Kamis (9/6/2022).

Menurtnya, muntahan-muntahan yang keluar dari perut paus berbentuk encer. Seiring berjalannya waktu, cairan ini akan mengendap di pantai, yang secara alami melalui proses kimia akhirnya mengeras menyerupai lilin.

Endapan keras menyerupai lilin itulah yang dihargai mahal. Biasanya, muntahan ini dijadikan bahan dasar dalam pembuatan parfum.

Bahkan, pabrikan parfum merek kenamaan seperti Chanel, membutuhkan ambergis untuk membuat aroma musk yang bikin parfum buatan mereka tahan lama.

Ambergris memang mengandung alcohol-ambrein tidak berbau, yang sejak lama digunakan untuk membuat aroma parfum bertahan lebih lama.

Banyak produsen parfum telah mengkategorikan ambergris putih sebagai bahan parfum terbaik yang terbuat dari varietas murni. Sedangkan ambergris hitam adalah dianggap kurang berharga karena mengandung sedikit ambrein.

Namun, permintaan yang tinggi, terutama di negara produsen parfum seperti Uni Emirat Arab, yang dibarengi dengan kesediaan barang yang begitu langka, bikin ambergis dihargai selangit.

Sementara beberapa negara melarang jual-beli ambergis, misalnya India. Di negara ini, segala bentuk transaksi yang melibatkan ambergis dilarang mengingat tingginya angka perburuan dan penyeludupan paus secara ilegal.


Menurut National History Museum, bukti fosil ambergris dapat ditelusuri kembali hingga 1,75 juta tahun yang lalu. Manusia diperkirakan telah menggunakannya selama 1.000 tahun untuk berbagai keperluan.

Selain untuk bahan baku parfum, ambergris juga dapat dibuat sebagai obat serta campuran makanan dan minuman. Raja Charles II dari Inggris, misalnya, biasa menyantapnya bersama telur.

Ambergris juga digunakan sebagai penyedap dalam kopi Turki serta campuran cokelat panas di Eropa pada abad ke-18.

Bahkan, selama Abad Pertengahan, orang Eropa menggunakan ambergris sebagai obat untuk sakit kepala, pilek, epilepsi, dan penyakit lainnya.


Selain di Eropa, yang banyak digunakan sebagai campuran makanan, orang Mesir kuno membakar ambergris sebagai dupa. Sedangkan di Mesir modern digunakan untuk mengharumkan rokok. (Eff)