Presiden Joko Widodo mendapat penjelasan dari Direktur Electrum dan CEO serta Co-Founder Gojek Kevin Aluwi mengenai kendaraan listrik.
Otomotif

Mitra Driver dan Konsumen Respon Positif Uji Coba Motor Listrik Gojek

  • Direktur Electrum dan CEO serta Co-Founder Gojek Kevin Aluwi mengklaim uji coba motor listrik komersial Gojek bersama Electrum dan Pertamina tahap satu mendapat respon positif dari masyarakat, baik pengguna maupun mitra driver.
Otomotif
Tyo S

Tyo S

Author

JAKARTA, Jogjaaja.com – Direktur Electrum dan CEO serta Co-Founder Gojek Kevin Aluwi mengklaim uji coba motor listrik komersial Gojek bersama Electrum dan Pertamina tahap satu mendapat respon positif dari masyarakat, baik pengguna maupun mitra driver. 

Dari sisi mitra driver, kendaraan listrik bisa digunakan dalam jangkauan 60-80 km dan jauh lebih hemat dibandingkan dengan motor konvensional. Sementara respon dari sisi konsumen bisa dilihat dari review aplikasi Gojek. Banyak diantara konsumen yang menunggu hadirnya motor listrik.

“Di sisi mitra driver, mereka bisa melakukan penghematan biaya operasional hingga 30% atau mencapai Rp500 ribu sampai dengan Rp700 ribu dalam sebulan. Lebih dari itu, mitra driver dan konsumen juga merasa motor listrik lebih nyaman karena memiliki tarikan yang lebih halus dan tanpa suara bila dibandingkan dengan motor berbahan bakar minyak,” kata Kevin Aluwi.

Gojek, sebagai bagian dari Grup GoTo memiliki komitmen “Zero Emissions” (Nol Emisi Karbon) yaitu menjadi platform karbon-netral dan menargetkan armadanya 100% kendaraan listrik di 2030. Komitmen Gojek ini sesuai dengan satu dari tiga prioritas G20 tahun ini yakni transisi energi. TBS yang berbagi komitmen yang sama pun berencana mentransformasi usahanya menjadi green business dengan fokus pada pengembangan dan investasi di bidang renewable energy and clean business.

Direktur Utama Electrum dan Wakil Direktur Utama TBS Pandu Sjahrir menegaskan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir ini dibutuhkan kolaborasi yang solid. Bahkan proses ini bisa memakan waktu hingga satu dekade.

“Kita mempunyai sumber daya yang besar, tapi kita sekarang juga menggunakan teknologi untuk bisa mewujudkan ekosistem motor listrik dan nantinya mobil listrik. Jangan lupa kita kembangkan market di Indonesia tapi kita juga mengekspor nantinya. Jadi kita tidak hanya menjadi raja di negara kita tetapi membantu transfer teknologi ke luar. Itu adalah satu mimpi kami dan cita-cita kami ke depan,” tegas Pandu. 

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menegaskan Pertamina sebagai pemain utama sektor energi di indonesia berkomitmen terus mendukung rencana pemerintah melakukan transisi energi. Ini dilakukan melalui perluasan jaringan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (Battery Charging Station) dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik (Battery Swapping Station). 

Pertamina memahami kebutuhan para pengendara motor listrik, yaitu kecepatan dan kemudahan, sehingga kami menyediakan Battery Swapping Station. Jadi, langsung "Swap and Go". Dengan bisnis model seperti ini, Indonesia juga berpeluang untuk mengembangkan baterai motor listrik standar Indonesia, sehingga ke depan, harga motor listrik dapat lebih terjangkau. 

Pertamina terus bergerak mendukung program pemerintah dalam mempercepat transisi energi di bidang kendaraan listrik, bersama dengan Gojek, Indonesia Battery Corporation (IBC), Gesits, dan Electrum. 

“Kami akan aktif mengembangkan infrastruktur kendaraan listrik. Setelah membangun 6 lokasi charging station, Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading saat ini telah resmi mengoperasikan 14 unit Battery Swapping Station dengan 212 baterai yang tersebar di 7 lokasi Green Energy Station (GES) Pertamina. Ke depan, kami akan terus memperluas jaringan Battery Swapping Station di Indonesia,” tegas Nicke. (*)