<p>Mitra Driver Gojek menunggu customer di dekat logo Bank Jago di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Ekonomi, Fintech & UMKM

Nilai Saham Melambung, Investor Bank Jago Sudah Cuan 632,2 Persen Sejak Awal Tahun

  • PT Bank Jago Tbk (ARTO) menjadi emiten yang menjadi sorotan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini. Sorotan terhadap saham bank digital ini beri
Ekonomi, Fintech & UMKM
Tyo S

Tyo S

Author

JAKARTA, Jogjaaja.com – Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) berhasil memberikan cuan hingga 648,2% sejak awal tahun 2021 (year to date/ytd). Padahal pada semester I -2021, ARTO masih mencatatkan rugi bersih Rp47 miliar.

Wakil Direktur Utama (Dirut) Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan potensi pertumbuhan transaksi digital semakin memperlebar kemungkinan pergerakan harga saham ARTO.  Meski begitu, Arief mengungkapkan bahwa lisensi perbankan membuat perseroan lebih diuntungkan dalam persaingan transaksi digital tersebut.

“Lisensi perbankan, bagaimana pun akan lebih kuat di masyarakat. Selanjutnya ada Teknologi Informasi yang dikembangkan sendiri dan harus masuk dalam ekosistem untuk mempercepat pertumbuhan nasabah,” ujar Arief dalam diskusi virtual, Selasa, 4 Agustus 2021.

Aksi korporasi dengan menjadi bagian dari PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek semakin menopang prospek dari ARTO. Analis Credit Suisse Andri Ngaserin dan Gregorius Gary menilai ARTO punya kesempatan besar tumbuh bersama ekosistem raksasa yang ada di Gojek-Tokopedia atau GoTo.

“Katalis kunci di antaranya laporan keuangan tahun 2021, integrasi antara Bank Jago dengan aplikasi GoTo, peluncuran aplikasi MSME Jago, dan adanya produk pinjaman digital milik perusahaan,” kata Andri dan Gregorius melalui riset yang dikutip dari TrenAsia.com, jejaring media Jogjaaja.com pada Rabu, 4 Agustus Juli 2021.

Credit Suisse juga memprediksi peningkatan harga yang signifikan pada saham ARTO ke depannya. Target harga saham ARTO ditetapkan pada level Rp22.600 per lembar oleh perusahaan sekuritas global tersebut.

Seperti diketahui, ARTO telah mengintegrasikan layananannya sebagai platform pembayaran non-tunai di aplikasi Gojek dan tengah bersiap untuk meluncurkan lebih banyak integrasi pembayaran lainnya pada perusahaan raksasa teknologi lokal tersebut.

Kendati demikian, ARTO masih belum bisa mencetak laba hingga semester I-2021. Bank Milik Jerry Ng ini harus menelan rugi bersih Rp47 miliar pada paruh pertama tahun ini.

Kendati begitu, kerugian sudah menipis 8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp50,91 miliar. Sayangnya, biaya operasional (operating expense) meningkat 135% menjadi Rp183 miliar. (*)