Sultan HB X saat memantau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 (Humas DIJ)
Home

Pantau Vaksinasi di Grha Sabha Pramana, Begini Kata Sultan HB X

  • SLEMAN, Jogjaaja.com- Guna memberi apresiasi atas inisiatif lembaga dan institusi yang membantu akselerasi vaksinasi Covid-19 DIJ Gubernur DIY Sri Sultan Hameng
Home
Ties

Ties

Author

SLEMAN, Jogjaaja.com- Guna memberi apresiasi atas inisiatif lembaga dan institusi yang membantu akselerasi vaksinasi Covid-19 DIJ Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meninjau pelaksanaan vaksinasi yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Sabtu.

Vaksinasi yang digelar di lantai 2 Gedung Grha Sabha Pramana UGM ini dilaksanakan selama 4 hari sejak 23-26 Juli 2021 dengan target yang divaksin sebanyak 2.000 orang. Hadir mendampingi Sri Sultan yakni Rektor UGM, Prof. Panut Mulyono dan Kepala OJK DIJ, Parjiman.

Pada kesempatan tersebut, Ngarsa Dalem menyaksikan secara langsung empat tahapan proses vaksinasi dari mulai meja observasi, penyuntikan, hingga pemantauan KIPI. Ngarsa Dalem juga melakukan dialog dengan Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso yang hadir secara virtual.

Wimboh pada agenda tersebut menyampaikan ungkapan terima kasih atas perkenan Ngarsa Dalem hadir secara langsung di lokasi. Wimboh berharap, di kemudian hari akan semakin banyak institusi atau lembaga yang melakukan akselerasi program vaksinasi mengingat kasus kematian di DIJ tergolong tinggi. "Semoga program ini tidak hanya berhenti sampai di sini, program seperti ini harus lebih banyak yang menginisiasi," urainya.

Ilustrasi vaksinasi

Terkait dengan pernyataan Wimboh, Sri Sultan juga merasa sependapat. Menurut Sri Sultan, vaksinasi adalah sebuah upaya untuk menurunkan atau meminimalisir dampak yang ditimbulkan apabila seseorang terpapar Covid-19. “Data menunjukkan bahwa tingkat kematian terjadi pada pasien yang melakukan isoman dan pasien yang belum divaksin. Untuk itu, program vaksinasi harus terus diupayakan agar gejala yang timbul pada seseorang yang terpapar Covid-19 dapat ditekan,” lanjut Sri Sultan.

Di sisi lain, Sri Sultan juga mengapresiasi inisiasi Universitas Gadjah Mada yang menyediakan fasilitas karantina untuk pasien Covid-19. Hal tersebut disampaikan secara langsung kepada Rektor UGM, Panut Mulyono. Shelter ini tak hanya dapat diakses bagi civitas academica UGM saja melainkan juga masyarakat.

Sementara, ditemui seusai agenda tinjauan, Rektor UGM Panut Mulyono, juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif OJK untuk menyelenggarakan program vaksinasi.

“Pada kesempatan ini, OJK juga membuka kesempatan bagi civitas academica yang belum mendapatkan jatah vaksinasi untuk dapat berpartisipasi. Kolaborasi ini juga dilakukan dengan RSA UGM, Gadjah Mada Medical Center, dan Dinas Kesehatan Sleman. Targetnya ada 2.000 yang divaksin namun sepertinya akan ada perkembangan untuk menambah jatah vaksinnya sehingga bisa bertambah,” ujar Panut.

Terlebih lagi, terkait shelter, Panut melanjutkan bahwa UGM akan senantiasa berupaya untuk menambah shelter-shelter yang dapat difungsikan sebagai fasilitas karantina pasien Covid-19. “Untuk saat ini shelter yang telah beroperasi yakni University Club UGM, Wisma Kagama, dan Asrama Dharmaputera Baciro,” jelasnya.

Ke depan, Panut mengatakan bahwa UGM juga akan memfungsikan beberapa gedung yang digunakan sebagai karantina yakni Asrama Dharmaputera Karanggayam. Tiga bangunan lain diantaranya adalah Asrama PIKAT, Wanagama, dan Asrama di Bayat, Klaten. Ketiga bangunan tersebut telah ditinjau oleh Dinas Kesehatan DIY namun belum secara resmi difungsikan sebagai shelter.

“Satu gedung lagi yang kini difungsikan sebagai shelter adalah Mardliyyah Islamic Center UGM, namun diprioritaskan untuk menopang Sardjito (RSUP) karena letaknya berdekatan. Fungsinya adalah sebagai shelter isolasi pasien dan tempat tinggal sementara bagi tenaga kesehatan yang membutuhkan,” tukas mantan Dekan Fakultas Teknik UGM itu. (*)