Edukasi

Pasca Dilantik, 91 Apoteker Baru Fakultas Farmasi USD Diharapkan Siap Layani Masyarakat

  • Para apoteker lulusan Universitas Sanata Dharma, lanjut Sudi, tidak hanya diberi skill atau keterampilan melainkan juga dibekali dengan keyakinan dan kemampuan untuk menempatkan kefarmasian dalam kerangka kesehatan dan penyembuhan yang holistik. Karena itu, semua skill yang diberikan selama pendidikan diharapkan menjadi modal awal untuk melayani masyarakat.
Edukasi
Tyo S

Tyo S

Author

YOGYAKARTA, Jogjaaja.com – Universitas Sanata Dharma (USD) menyelenggarakan sidang terbuka dalam rangka pengambilan sumpah atau janji apoteker bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Angkatan ke-46. Sebanyak 91 lulusan dilantik menjadi apoteker usai menyelesaikan pendidikan profesi selama 1 tahun. 

Sidang terbuka yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Dr. apt. Dewi Setyaningsih ini, diawali dengan Laporan dan Pembacaan Surat keputusan Yudisium oleh Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USD, Dr. Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si.,Apt. 

Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Sanata Dharma, Prof. Ir. Sudi Mungkasi, Ph.D., dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur dan rasa bangganya atas momentum yang terjadi hari ini.

“Dalam kesempatan kali ini kita harus berbangga dan bersyukur karena Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker telah mengantar 91 lulusannya untuk menjadi apoteker baru. Profesi apoteker ini menjadi bagian dari profesi-profesi paling dasar yang dibutuhkan oleh umat manusia untuk merawat dan menumbuhkan kehidupan agar semakin penuh dan utuh,” kata Sudi.

Para apoteker lulusan Universitas Sanata Dharma, lanjut Sudi, tidak hanya diberi skill atau keterampilan melainkan juga dibekali dengan keyakinan dan kemampuan untuk menempatkan kefarmasian dalam kerangka kesehatan dan penyembuhan yang holistik. Karena itu, semua skill yang diberikan selama pendidikan diharapkan menjadi modal awal untuk melayani masyarakat.

“Para apoteker ini harus menjadi pembelajar seumur hidup sebagaimana diatur dalam Undang-undang Kesehatan. Mereka juga harus gesit, ambil peran yang besar, menekankan pencegahan daripada penyembuhan,” ungkapnya. 

Dalam kesempatan pengambilan sumpah apoteker ini, juga diumumkan para apoteker penerima penghargaan. Penerima Penghargaan USD Award yakni  I Made Taruna Cipta Mahadiputra. Sementara penerima penghargaan dari dunia industri, yakni Angelina Sherly Kumala Dewi (Novell Award) dan Ni Luh Putu Arma Mahayani (Dexa Award). 

Dalam testimoninya, I Made Taruna Cipta Mahadiputra dan Ni Luh Putu Arma Mahayani yang berasal Bali mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya bisa menjadi apoteker. Setelah melalui proses panjang dengan segala jatuh bangunnya, sekarang mereka akan mulai berkarya di dunia nyata. Para apoteker ini juga ditantang  untuk terus maju dan dan berkembang menjadi lebih berguna bagi sesama lewat ilmu kefarmasian yang mereka miliki. 

Perasaan syukur yang sama juga diungkapkan oleh Sherly. Ia mengaku tergerak untuk terus mengembangkan diri, terlebih setelah menerima penghargaan Novell Award.

“Perasaan saya hari ini sangat bangga dan bahagia karena sudah dilantik menjadi apoteker. Apalagi saya lulus sebagai penerima Novell Award, suatu penghargaan dari lembaga tempat saya magang selama pendidikan. Ini menjadi sebuah lembaran baru dalam hidup saya dimana semua perjuangan sebelumnya bisa terbayar dengan sempurna. Saya mengundang teman-teman semua, terkhusus yang mendalami bidang farmasi untuk terus tekun belajar dan mengembangkan diri. Kesempatan selalu terbuka lebar,” tuturnya. (*)