Jogja

Pemkot Yogya Andalkan Pengawasan CCTV Cegah Bus Wisata Lolos Skrining

  • YOGYA, Jogjaaja.com -  Setelah hampir dua bulan diterapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta masih mendapati bus-bus atau angkutan pariwisata yang tidak
Jogja
Ties

Ties

Author

YOGYA, Jogjaaja.com -  Setelah hampir dua bulan diterapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta masih mendapati bus-bus atau angkutan pariwisata yang tidak mengikuti skema satu pintu masuk. Berbagai upaya pun telah ditempuh untuk meminimalisir operator-operator nakal tersebut. 

Kepala Dinas Perhubungan (Disbub) Kota Yogya, Agus Arif Nugroho mengatakan, sejak awal pihaknya menegaskan seluruh angkutan dari luar daerah untuk kepentingan apapun tetap harus menjalani skrining di Terminal Giwangan guna memastikan syarat-syarat perjalanannya terpenuhi. 

"Tapi, sampai sekarang kita masih menemukan beberapa bus pariwisata yang langsung menuju tempat oleh-oleh atau hotel. Tentu itu menjadi kekhawatiran kita, jangan sampai wisatawan yang tidak terskrining itu beraktivitas di Kota Yogyakarta," katanya, Rabu (8/12/21). 

"Yang kita temui di lapangan, alasannya macam-macam itu, manusiawi lah, nggak mau diatur, mencari kepentingannya masing-masing. Padahal, aturan ini kan demi kepentingan semua pihak, agar semua nyaman," sambung Agus. 

Selain mendatangi langsung bus-bus nakal yang memilih abai terhadap skema satu pintu masuk itu, pihaknya pun melakukan pantauan melalui CCTV. Setiap bus yang tidak berstiker, akan dilaporkan ke PO (Perusahaan Otobus) masing-masing. 

"Ya, dicatat bus wisata yang berperilaku seperti itu, lalu kita hubungi by phone kepada PO-nya. Kita minta kerjasamanya semua pihak, ini demi pengendalian Covid-19," ujarnya. 

Menurutnya, terdapat 36 CCTV di simpang-simpang utama di Kota Yogyakarta, yang siap memantau aktivitas angkutan pariwisata. Sehingga, para operator bus jangan sekalipun melakukan tindakan indispliner dan mengabaikan skrining penumpang di Terminal Giwangan. 

"Jadi, meski tidak ada petugas, kami bisa merekam kendaraan yang coba-coba melanggar one gate system. Tapi, sejauh ini jumlahnya tidak terlalu banyak, mayoritas sudah masuk Giwangan," pungkasnya. (Anz)