Ekonomi, Fintech & UMKM

Pertama Apple, Microsoft Nomor Dua Terbesar dengan Valuasi Rp47,6 Kuadriliun

  • Hal ini menjadikan Microsoft menempati posisi sebagai perusahaan terbesar di dunia nomor dua setelah Apple.
Ekonomi, Fintech & UMKM
Ties

Ties

Author

JAKARTA, Jogjaaja.com - Nilai pasar saham atau valuasi perusahaan produk dan jasa komputer, Microsoft tembus US$3 triliun atau setara Rp47,6 kuadriliun (asumsi kurs Rp15.876). 

Dikutip TrenAsia.com dari laman resmi Reuters pada Kamis, 25 Januari 2024, saham Microsoft dan Apple telah bersaing untuk menjadi saham dengan kapitalisasi terbesar di Wall Street sejak awal tahun ini.  Hal ini menjadikan Microsoft menempati posisi sebagai perusahaan terbesar di dunia nomor dua setelah Apple.

Pembuat iPhone ini pun sempat kehilangan posisinya kepada raksasa perangkat lunak tersebut pada awal Januari. Saham Microsoft mencapai rekor tertinggi sebesar US$405.63 atau setara Rp6,44 juta , naik 1.7%, memungkinkannya melampaui level kapitalisasi pasar US$3 triliun. 

Namun, saham kemudian ditutup pada US$402.56 setara Rp6,39 juta, dengan nilai Microsoft sebesar US$2.99 triliun setara Rp47,56 triliun sedikit di bawah harga ambang US$403.65 setara Rp6,41 juta yang akan membuatnya tetap di atas US$3 triliun.

Dukungan dari investasinya dalam pembuat ChatGPT, OpenAI, membuat Microsoft dianggap sebagai pelopor dalam perlombaan penguasaan pasar melalui peluncuran kecerdasan buatan generatif (AI) di antara raksasa teknologi lainnya, seperti Google owner Alphabet (GOOGL.O), Amazon.com (AMZN.O), Oracle (ORCL.N), dan Facebook owner Meta Platforms (META.O).

Saham Apple mengurangi keuntungan awal dan ditutup turun 0.35% pada US$194.50 setara Rp3,088 juta memberinya nilai pasar sebesar US$3 triliun, menurut data LSEG. Dengan menggunakan teknologi OpenAI, Microsoft telah meluncurkan versi terbaru dari produk perangkat lunak produktivitas utamanya serta mesin pencari Bing, yang diharapkan dapat bersaing lebih baik dengan penawaran pencarian dominan Google.

Di sisi lain, Apple menghadapi permintaan yang terus melambat untuk produk iPhone-nya. Terutama di China, di mana perusahaan tersebut menawarkan diskon langka kepada pelanggan untuk meningkatkan penjualan di tengah persaingan ketat dari pesaing lokal seperti Huawei Technologies.

"Menurut saya, ini adalah optimisme AI untuk Microsoft," kata analis Stifel Brad Reback, menambahkan bahwa Apple tidak tampak memiliki "cerita AI yang jelas" yang dikaitkan dengan kekhawatiran tentang tingkat pertumbuhan dan penetrasi penjualan iPhone.

Para analis yang mencakup saham Microsoft sebanyak 54 memiliki target harga median sebesar US$425 setara Rp6,75 rupiah, naik dari US$415 setara Rp6,6 juta bulan lalu, dan rekomendasi rata-rata mereka adalah "beli", menurut data LSEG.

Didorong oleh optimisme AI, saham Microsoft naik hampir 57% pada tahun 2023 dan naik 7% tahun ini. Adapun saham Apple naik 48% tahun lalu dan naik sekitar 1% sepanjang tahun ini.