Bantul

Rosid Gelar Pameran Tunggal Bertajuk Aku Berguru di ISI Yogyakarta

  • YOGYA,Jogjaja.com - Seniman spesialis potret, Rosid menyelenggarakan pameran bertajuk Aku Berguru diGaleri RJ Katamsi ISI Yogyakarta 5 – 15 Juni 2023. Pembukaan
Bantul
Ties

Ties

Author

YOGYA,Jogjaja.com - Seniman spesialis potret, Rosid menyelenggarakan pameran bertajuk Aku Berguru diGaleri RJ Katamsi ISI Yogyakarta 5 – 15 Juni 2023. Pembukaan pameran dilaksanakan pada Senin (5/6/2023) oleh Nasirun.

Kurator pameran, Heru Hikayat mengatakan, Rosid telah lama dikenal sebagai “spesialis potret”. Maksud penyebutan ini, bukan berarti menyempitkan ruang gerak kekaryaan Rosid melainkan menggaris-bawahi fokusnya. Karya Rosid tidak terbatas pada gambar-gambar potret saja.  "Sudah lebih dari 10 tahun ia menjadikan lingkungan rumahnya, di Cigadung Bandung, sebagai kawasan instalasi hidup, sebut saja demikian," katanya  
 

Rosid berangkat dari gambar. Sejak masa remaja di Parigi – Pangandaran (Pantai Selatan Jawa Barat), ia sudah menggambar potret. Rosid lalu hijrah ke Bandung dan mulai berguru di Sanggar Olah Seni (SOS) Babakan Siliwangi di bawah bimbingan Tohny Joesoef. SOS bersama sosok Tohny Joesoef adalah pintu masuk Rosid, bukan hanya ke Bandung tapi ke dalam dunia seni.

Dari sana-lah Rosid bertolak, berguru, belajar, bekerja, tampil, berpameran, merintis karier. Setelah SOS, Rosid berpindah ke R.66, sebuah atelier yang diinisiasi oleh Heyi Ma’mun. Dari Heyi Ma’mun dan R.66 Rosid lanjut bekerja dan berguru pada Rudy Pranadjaja, Tatang Ganar, Redha Sorana, Rini Chairin Hayati, dan Sunaryo.

"Masing-masing sosok guru ini berperan dan membentuk Rosid dengan caranya masing-masing. Rosid yang kita kenal sekarang menyimpan jejak mereka semua," jelasnya.

Poin utama yang dikedepankan, Rosid menggambar potret sebagai gestur penghormatan. Kali ini, gestur Rosid tertuju pada para guru. 7 potret para guru (Tohny Joesoef, Heyi Ma’mun, Rudy Pranadjaja, Tatang Ganar, Redha Sorana, Rini Chairin Hayati, Sunaryo), digambar oleh Rosid dengan caranya yang khas.

"7 potret para guru akan dipadukan dengan 3 potret sang ayah, dari seri “menjadi sawah”. Masih dipadukan lagi dengan karya instalasi dan objek yang semuanya merupakan bagian dari instalasi hidup di Rumah Budaya Rosid. Seluruh rangkaian karya ini adalah ungkapan syukur dan terima kasih, bahwa “aku” dibentuk oleh para guru itu," pungkasnya. (Anz)