Inspirasi Komunitas

Sambut Imlek, BNB Gowes dari Kelenteng ke Kelenteng

  •  YOGYA - Komunitas gowes Sabtu Pagi menyelenggarakan event Gowes Imlek (Sabtu, 21/01/23). Hadir dalam acara gowes tersebut perwakilan komunitas gowes BNB,
Inspirasi Komunitas
Ties

Ties

Author

YOGYA - Komunitas gowes Sabtu Pagi menyelenggarakan event Gowes Imlek (Sabtu, 21/01/23). Hadir dalam acara gowes tersebut perwakilan komunitas gowes BNB, Tjeret Gosong, Kafegama dan Langenastran. Sepeda gembira (fun bike) menempuh jarak sekitar 15 km.

Rute dimulai Langenastran, Njeron Beteng Kraton menuju Krematorium Pingit dan dilanjut ke Kelenteng Poncowinatan. Dari kelenteng tersebut menuju Kampung Ketandan. Setelah berfoto sejenak, dilanjutkan ke kelenteng Gondomanan. Rute bersepeda berakhir di Warug Soto di wilayah Langenastran.

Untuk diketahui, Kelenteng ”Kwan Tee Kiong” didirikan pada tahun 1879 (BPCB DIY, 2023). Kelenteng yang dikenal dengan nama Kelenteng Poncowinatan ini didirikan di atas tanah hibah dari Sultan Hamengku Buwono VII yang diberikan kepada masyarakat Tionghoa. Untuk menghormati Keraton Yogyakarta, maka kelenteng ini dibangun menghadap ke selatan.


Selanjutnya kelenteng ”Fuk Ling Miau” atau yang juga dikenal dengan nama Kelenteng Gondomanan,  didirikan pada 1846 oleh masyarakat Cina yang tinggal di Yogyakarta (BPCB DIY, 2023). Berdasarkan surat keterangan hak milik tanah Nomor 121 tanggal 28 Juli 1846, kelenteng ini dibangun di tanah milik De Chinese Bevolhing.

Nama Fuk Ling Miau berasal dari tiga suku kata yaitu ”Miau” berarti kelenteng, ”Fuk”  maknanya berkah, dan ”Ling” artinya tak terhingga. Jadi ”Fuk Ling Miau” dapat dimaknai sebuah kelenteng penuh berkah yang tak terhingga.

“Gowes menuju kelenteng dan beberapa tempat yang terkait dengan saudara kita Tionghoa ternyata sangat menarik”, jelas Wahyu Wiryono (Tjeret Gosong) yang bertindak selaku marshall atau leader Gowes Imlek. 

Menurut Wahyu, menarik dalam arti bangunan kelenteng mempunyai daya Tarik dan kekhasan. Di samping itu, juga dapat belajar sejarah bangunan cagar budaya termasuk kelenteng.

“Saya pribadi selaku WNI keturunan Tionghoa sangat gembira dan bangga dilibatkan dalam Gowes Imlek”, ungkap Lobiantoro (BNB) yang merupakan aktivis gowes. Lobiantoro juga menyatakan terima kasih karena sahabat gowes juga menyambut Tahun Baru Imlek tahun ini. Produsen bakpia tersebut juga berharap pada tahun mendatang Gowes Imlek diselenggarakan lagi.

“Gowes Imlek pada tahun ini sudah memasuki tahun ke-3”, jelas Y. Sri Susilo selaku koordinator gowes “Sabtu Pagi”. 

Ide Gowes Imlek ini diinisiasi oleh Singgih Rahardjo (Kadispar DIY) bersama Jimmy Parjiman (Kepala OJK DIY) dan Y. Sri Susilo dua tahun lalu. 

“Di tempat finish seluruh peserta menikmati makanan khas Imlek yaitu kue keranjang serta soto segar”, jelas Y. Sri Susilo dalam rilisnya kepada media. (*)