Kawasan Nepal Van Java diujicoba menerima wisatawan/Ties
Budaya

Terapkan Prokes Ketat dan Kejar Sertifikasi CHSE, Pemkab Magelang Ujicoba Pembukaan Nepal Van Java

  • Terapkan Prokes Ketat dan Kejar Sertifikasi CHSE, Pemkab Magelang Ujicoba Pembukaan Nepal Van Java. (Ties) 
Budaya
Ties

Ties

Author

MAGELANG, Jogjaaja.com – Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husein S.E., M.M. mengungkapkan bahwa saat ini pemkab bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berusaha menggerakkan kembali sektor pariwisata dengan meningkatkan potensi desa wisata. Termasuk Nepal van Java yang telah menjadi sorotan wisatawan domestik dan mancanegara

 

Achmad Husein menjelaskan saat ini wisata Nepal van Java sudah melakukan simulasi pembukaan secara bertahap sejak dua pekan ini. Namub, tetap melakukan protokol kesehatan ketat serta mengikuti SOP / Juknis yang telah diterbitkan oleh Disporapar Provinsi Jawa Tengah maupun Disparpora Kabupaten Magelang. Protokol kesehatan yang dimaksud seperti mengingatkan wisatawan untuk selalu mengenakan masker, mencuci tangan dengan air sabun, tidak berkerumun dan menjaga jarak. Bagkan, pemkab menyediakan sejumlah infrastruktur di lokasi setempat demi penerapan protokol kesehatan yang ketat itu.

“Dalam tahap simulasi di masa pandemi ini terhitung sekitar 3000 orang berkunjung berdasarkan perhitungan akumulatif pada kunjungan hari biasa dan akhir pekan. Kami juga mengingatksn para pengelola desa wisata lain untuk mendapatkan sertifikat CHSE agar siap menerima kembali wisatawan di masa adaptasi kebiasaan baru,” ungkap Ahmad Husein.

Dia menjelaskan kawasan Nepal Van Java termasuk dalam pengembangan rencana induk pariwisata Kabupaten Magelang dengan tema panorama Lembah Sumbing Tahun 2014-2034.

“Dalam pengembangan pariwisata membutuhkan lima kekuatan mulai akademisi, pelaku bisnis, komunitas, media dan government. Hari ini semua pihak itu berkumpul demi memajukan kawasan Nepal Van Java dan adanya kegiatan CSR ini meringankan pemerintah bersama masyarakat untuk terus melakukan pengembangan,” tandasnya.


Kepala Dusun Butuh Kaliangkrik, Lilik Setiyawan menjelaskan berada di ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut, menjadikan Dusun Butuh, dusun tertinggi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dahulu, dusun yang terletak di Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik ini hanyalah jalur perlintasan biasa yang dilalui para pendaki Gunung Sumbing.

Bagi masyarakat awam mungkin kurang menarik, karena lokasinya jauh dari kota dan fasilitas yang masih minim. Aktivitas warga pun biasa-biasa saja, mayoritas bekerja sebagai petani. Mereka menanam berbagai sayuran mulai dari kentang, wortel, kol dan sayuran lainnya,” ungkap Lilik Setiyawan.

Pesona lanskap rumah-rumah penduduk Dusun Butuh yang seolah bertumpuk di lereng Gunung Sumbing kerap disandingkan oleh para pendaki dengan pemandangan perdesaan Namche Bazaar di Nepal yang berlokasi di Pegunungan Himalaya, hingga terciptalah julukan Nepal van Java pada 2019.


Kepopuleran Nepal van Java juga memberi warna perubahan pada kehidupan perekonomian warga setempat. “Warga dengan jumlah lebih dari 1.000 orang yang terdiri dari 475 Kepala Keluarga kini memiliki lapangan usaha baru seperti membuka warung makan atau kopi, kru parkir, hingga kru ojek. Hal tersebut membuktikan bahwa Nepal van Java mengangkat perekonomian warga,” papar Lilik. (ties)