Ternyata Varian Delta Plus Bagian dari Mutasi Alamiah SARS-CoV-2, Begini Penjelasan Pakar UGM
- SLEMAN, Jogjaaja.com - Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, dr. Gunadi, Sp.BA., Ph.D., mengatakan varian Delta Plus atau AY.4.2 merupakan hasil mutasi alamiah y
Home
SLEMAN, Jogjaaja.com - Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, dr. Gunadi, Sp.BA., Ph.D., mengatakan varian Delta Plus atau AY.4.2 merupakan hasil mutasi alamiah yang terjadi pada virus termasuk SARS-CoV-2. Namun demikian, hasil mutasi tidak selalu lebih berbahaya.
“Sekali lagi AY.4.2 belum ada bukti yang menunjukkan lebih ganas ya ataupun lebih mudah menular dibandingkan varian induknya, varian Delta (B.1.617.2),” kata Gunadi, Senin (15/11).
Gunadi menyebutkan sampai saat ini belum ada bukti riset soal tingkat keganasan varian ini lebih berbahaya dari dari varian Delta. “Otoritas Kesehatan Inggris juga baru menggolongkannya menjadi Variant Under Investigation, belum VOI ataupun VOC,”paparnya.
- 33 Lurah Resmi Dilantik, Bupati Harapkan Langsung Dilantik
- Pemkot Yogyakarta Suntikkan Penyertaan Modal untuk 3 BUMD
- Bukalapak Raih Pinjaman dari Bank DBS Senilai Rp2 Triliun
Meski varian ini berasal dari Inggris dan saat ini sudah terdeteksi di Malaysia, menurutnya pemerintah tetap harus memperketat perbatasan untuk mengantisipasi masuknya setiap varian baru.”Sebetulnya pencegahan penyebaran varian apapun termasuk AY.4.2 sama. Mestinya pemerintah sudah antisipasi termasuk terkait perbatasan antar negara,” tegasnya.
Soal kenaikan lonjakan penularan kasus Covid-19 di Inggris belakangan ini menurutnya belum tentu disebabkan oleh varian tersebut. Sebab, kenaikan penularan juga dipicu oleh longgarnya penerapan pembatasan dan protokol kesehatan. “Tergantung banyak faktor, salah satu faktor yang penting adalah bagaimana aktivitas masyarakat khususnya prokes,” ujarnya.
Menurutnya, protokol kesehatan seperti selalu mengenakan masker, mencuci tangan dengan air sabun sampslsi menjaga jarak dan tidak menimbulkan kerumunan harus diperkuat dalam segala aktivitas kegiatan di masyarakat hingga tercapainya kekebalan komunal.
- Tampil di Expo 2020 Dubai, GoTo Jadi Tonggak Kemajuan Teknologi Indonesia
- Pengamat Ekonomi Sumsel: Gojek Jalankan Tanggung Jawab Sosial dengan Baik
- Sehatkan Manula, FORTAIS Indonesia dan In Leaf Gelar Relaksasi di Panti Wreha Budi Luhur Yogyakarta
"Sepanjang Covid-19 belum terkendali dan imunitas kelompok belum terbentuk, prokes ketat dan pembatasan kegiatan warga tetap perlu diutamakan oleh pemerintah. “Kuncinya satu, prokes. Sampai kapan? sampai kekebalan komunal tercapai,”pungkasnya. (*)