Budaya

Tradisi 'Ujung', Momen Berkunjung dan Bermaaf-maafan di Hari Raya Idulfitri

  • Dalam ‘ujung’ ini, tamu dan tuan rumah saling bersalaman, meminta maaf, dan memohon doa kebaikan. Umumnya, orang yang lebih muda akan sungkem kepada orang yang lebih tua.
Budaya
Tyo S

Tyo S

Author

BANTUL, Jogjaaja.com – Saat merayakan Idulfitri, masyarakat di Yogyakarta dan sebagian wilayah di Jawa Tengah melakukan tradisi ‘ujung’. ‘Ujung’ dalam Bahasa Jawa mengandung makna mengunjungi orang tua, kerabat, tetangga, atau orang-orang yang dihormati lainnya.

Dalam ‘ujung’ ini, tamu dan tuan rumah saling bersalaman, meminta maaf, dan memohon doa kebaikan. Umumnya, orang yang lebih muda akan sungkem kepada orang yang lebih tua. 

Sayangnya, tradisi ini perlahan mulai luntur. Kemajuan teknologi terkadang membuat jarak dekat menjadi jauh. Tradisi saling memaafkan berganti menjadi pesan singkat melalui handphone.

Namun di Dusun Kaligawe, Kalurahan Bantul, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, tradisi ‘ujung’ ini masih ada hingga saat ini. Setelah pulang dari sholat Idulfitri, biasanya warga akan berkunjung ke orang yang dianggap lebih tua maupun dihormati. 

Dari awalnya beberapa orang, lama-lama akan bertambah banyak karena bergabungnya rombongan yang lain. Pesertanya adalah warga dusun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. 

“Tradisi seperti ini sudah berlangsung dari dulu. Alhamdulillah sampai sekarang tradisi ‘ujung’ masih kami lakukan. Biasanya kami berkunjung ke rumah warga yang dianggap sesepuh maupun yang kami hormati seperti kaum rois dan lurah,” kata Putut, salah satu warga Kaligawe pada Rabu (10/4/2024).

Lurah Bantul Supriyadi yang juga tinggal di Dusun Kaligawe mengakui tradisi ‘ujung’ ini masih eksis di kampungnya. Menurutnya, setiap Lebaran warga datang ke rumahnya.

“Tradisi ‘ujung’ ini memang menjadi budaya yang harus dilestarikan. Kelihatannya sederhana tapi maknanya sangat dalam. Kita bisa saling berkunjung, dan bermaaf-maafan. Semoga tradisi seperti ini tidak akan luntur,” harapnya.

Satu hal yang menarik lainnya, dalam tradisi ‘ujung’ ini, biasanya orang yang lebih tua akan memberikan salam tempel atau angpao kepada anak-anak. Angkanya juga cukup variatif, mulai dari Rp5.000,- sampai Rp50.000,-. (*)