Budaya

Uniknya TFP Kopi Warung, Restoran Western di Tengah Pasar Tradisional

  • YOGYA, Jogjaaja.com - Restoran pada umumnya cenderung terletak di pusat-pusat ekonomi, area kampus atau pinggiran kota yang strategis. Bagaimana kalau mengambil
Budaya
Ties

Ties

Author

YOGYA, Jogjaaja.com - Restoran pada umumnya cenderung terletak di pusat-pusat ekonomi, area kampus atau pinggiran kota yang strategis. Bagaimana kalau mengambil tempat di pasar tradisional tengah kota?

Ya, The French Press Kopi Warung atau TFP Kopi Warung yang menyajikan western food atau menu ala barat namanya.

Restoran ini seolah ingin mencoba antimainstream dengan beroperasi di tengah pasar tradisional.

Letaknya di sebelah selatan pasar Kragggan tepatnya di lantai dua. Restoran ini telah beroperasi sejak 2019 lalu dan eksis sampai saat ini.

"Sebelum pandemi kita sudah buka pada 2019, pandemi melonjak kita tutup 3 bulan dan setelah landai baru kita berani buka lagi," kata pengelolaTFP Kopi Warung, Erdwind Nathanael, Senin (25/7/2022).

Pertama kali beroperasi, kawasan lantai dua pasar Kranggan masih belum seramai sekarang. Hanya restoran itu saja yang berjualan di lokasi itu. Lama kelamaan, perlahan-lahan mulai banyak tenant baru yang juga membuka kedainya dan semakin ramai dari waktu ke waktu.

"Dulu baru TFP doang yang buka belum ada yg lain. Setelah pandemi turun baru agak ramai kuliner yang lain," jelasnya.

Momok kuliner Barat yang biasanya mahal dan kurang ramah di kantong juga dipatahkan dengan kehadiran restoran ini. Bisa dibilang harga yang ditawarkan masih cukup terjangkau dan tergolong murah.

"Harganya mulai dari Rp3.000 sampai Rp50.000 an," kata dia.

Setiap harinya menu yang ditawarkan juga berganti-ganti. Hal ini agar para konsumen tidak bosan dan bisa menjajal beragam menu lain yang menjadi andalan di restoran ini.

"Menunya memang western dan yang andalan di sini ada main corse, ada salad sama potato bisa pilih lauknya itu ayam, daging atau bakso. Kita setiap hari juga ganti menu biar tidak bosan," ujarnya.

Setiap hari kepala koki akan membuat menu daftar yang alam diracik dan disajikan kepada pengunjung. "Jadi kepala koki tiap hari kasih resep jadi apdet menu baru terus. Kisaran ada 10 jenis menu wester yang kita tawarkan," jelasnya.

Dengan melandainya pandemi Covid-19 dan adanya sejumlah pelonggaran, restoran ini juga mulai kembali bergeliat.


"Sekarang geliatnya sudah mulai agak signifikan. Pengunjung kebanyakan memang muda mudi. Campur juga kebanyakan mahasiswa dan para pekerja kantoran sekitar sini," pungkasnya. (Anz)